Tradisi itu digelar Kamis (29/10/2020) malam. Puluhan warga mengikuti tausiah tokoh agama terlebih dulu di Musala Al Hikmah. Lalu mengumandangkan selawat dengan diiringi musik hadrah.
Di bawah langit-langit musala tersebut bergantungan berbagai macam bahan makanan hingga perlengkapan salat. Seperti songkok, tasbih hingga mukena. Tampak juga aneka kebutuhan memasak lainnya.
Usai berselawat, warga langsung berebut barang-barang yang bergantungan tersebut. Menurut Sunaryo, salah seorang warga, tradisi ini menggambarkan kekompakan umat Islam.
"Perlu persiapan matang sebelum acara dimulai dan setiap tahun digelar acara seperti ini. Berbagai macam makanan, peralatan salat, hasil bumi dan kebutuhan memasak dari hasil swadaya warga. Sudah ada sejak nenek moyang acara seperti ini setiap Maulid," ujar Sunaryo saat dikonfirmasi.
Kemudian menurut Wahid Nurrahman, tokoh masyarakat desa setempat, tradisi semacam ini sudah turun temurun sejak ratusan tahun lalu. Tradisi Rebu'en ini merupakan gambaran kekompakan warga Muslim di Kabupaten Probolinggo.
"Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW, biasa warga menyebut Tradisi Rebu,en atau berebut. Sudah lama dipersiapkan kegiatan Muludan. Dan uniknya barang bergelantungan menjadi rebutan warga selesai pembacaan selawat. Yang direbutkan beraneka macam hasil swadaya masyarakat. Modal cukup besar dan menggambarkan kekompakan Muslim di Kabupaten Probolinggo. Dan ketauladanan Nabi Besar Muhammad SAW," pungkasnya.
Simak video 'Teladani Akhlak Rasulullah, Jokowi Ajak Umat Peduli Sesama':
(sun/bdh)