Surabaya -
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar, mengimbau negara yang tergabung dalam Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap aksi terorisme. Meski saat ini pandemi COVID-19.
Hal ini disampaikan Boy Rafli saat memimpin delegasi Indonesia di pertemuan daring 16th APEC Counter Terrorism Working Group (CTWG). Pertemuan ini diselenggarakan oleh Malaysia sebagai Ketua APEC 2020 dan diikuti perwakilan seluruh negara anggota APEC.
Pada kesempatan ini, Boy Rafli menyatakan, seluruh negara di dunia memang terdampak pandemi COVID-19, sehingga mengalami penurunan seluruh aspek pembangunan. Misalnya aspek ekonomi, sosial, budaya hingga keamanan.
Sementara dalam aspek keamanan, khususnya penanggulangan terorisme, Boy menyebut seluruh negara harus tetap waspada. Meskipun pada masa pandemi banyak negara menutup perbatasan. Sehingga membatasi pergerakan para teroris, faktanya organisasi teroris memanfaatkan pandemi untuk menyebarkan narasi, melakukan rekrutmen dan menggalang dana.
"Negara-negara APEC tetap perlu mempertahankan tingkat kewaspadaan, termasuk upaya yang berkelanjutan dalam melawan terorisme," kata Boy Rafli di Surabaya, Kamis (22/10/2020).
Boy menyebut adanya kelesuan sosial ekonomi akibat COVID-19 juga membuat risiko ancaman terorisme naik. Di mana pandemi ini telah menciptakan risiko ancaman terorisme baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Beberapa risiko jangka pendek yaitu adanya "captive audiens" atau penonton yang tertawan, istilah untuk orang menghabiskan waktu online selama masa pandemi.
Kedua, besarnya kesempatan bagi kelompok teroris untuk melakukan propaganda melalui dunia maya. Terakhir, kelompok teroris memanfaatkan pandemi sebagai sarana melakukan kegiatan yang berkedok kemanusiaan, namun disalahgunakan untuk kegiatan terorisme.
Selanjutnya, risiko jangka panjang yang muncul akibat pandemi yakni tergerusnya sumber daya yang dimiliki negara untuk kegiatan penanggulangan terorisme, berkurangnya kapasitas dan kemampuan aktor non-negara dalam turut serta menanggulangi terorisme, hingga menurunnya kekuatan ekonomi serta kualitas lingkungan yang berdampak penurunan kesejahteraan masyarakat.
Boy Rafli menyebut, untuk menanggulangi hal ini perlu dilakukan penguatan upaya preventif masyarakat melalui sikap moderat beragama, toleransi dan pluralisme di atas landasan pemulihan ekonomi.
"Penting bagi negara-negara APEC untuk membuat strategi komprehensif dengan pendekatan keras dan lunak untuk mengurangi risiko, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang terkait dengan terorisme selama dan setelah pandemi COVID-19," tambahnya.
Di kesempatan yang sama, Boy Rafli menambahkan APEC sebagai organisasi ekonomi kawasan, memiliki peran penting dalam menanggulangi terorisme. Karena, memiliki sarana dan kekuatan yang memadai untuk menjawab tantangan dalam mengatasi masalah ekonomi dan pembangunan saat pandemi.
Diketahui, APEC CTWG merupakan wadah peningkatan kerja sama penanggulangan terorisme, di antara anggota ekonomi APEC untuk menjamin aktivitas dan sistem perekonomian, perdagangan serta investasi di kawasan yang terbebas dari ancaman terorisme, atau penyalahgunaan kelompok terorisme.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini