Surabaya -
Pada demo menolak Omnibus Law di Surabaya, Selasa (20/10), polisi mengamankan 169 orang. Di mana 99 di antaranya pelajar.
Mereka bukan bagian dari massa demo. Di antara mereka ada yang membawa molotov, pylox untuk vandalisme dan miras.
Menurut Psikolog Klinis SDM Reisqita Vadika MPsi, peran orang tua sangat penting dalam hal ini. Di mana orang tua harus memikirkan mindset anak. Bagaimana memaknai pengalaman yang dihadapi, jika kurang tepat orang tua harus memberikan wawasan dan memberikan kesempatan yang baru.
"Yang paling penting adalah mengedukasi. Mamanya anak-anak itu ketika saya tanya sebenarnya mereka tidak tau inti dari Omnibus Law. Tapi dari kakaknya kelasnya atau lingkungan pergaulan yang mengajak untuk ikut," kata Qiqi, sapaan akrabnya, Kamis (21/10/2020).
Dalam edukasi ini, orang tua harus memberikan pemahaman yang benar, bukan hoaks. Orang tua juga harus mempunyai dasar pengetahuan.
Ketika anak sudah tahu dampaknya, orang tua menanyakan apakah masih mau demo. Jika tetap masih mau demo, orang tua harus mengajak anak berfikir manfaat apa yang akan di dapat, demo seperti apa yang dilakukan dan caranya bagaimana.
Simak juga video 'Kemendikbud Sebut Tak Punya Kewenangan Tangani Pelajar Demo':
[Gambas:Video 20detik]
"Dari situ kita bisa cek apakah anak akan melakukan tindakan agresif, anarkis atau tidak. Kalau nggak ada potensi ke arah situ dan kita yakin kalau anak ini akan demo dengan cara bertanggung jawab, berarti ya sudah tidak apa-apa, tidak ada masalah," jelasnya.
Akan tetapi, jika ada potensi ke arah agresif harus di-stop. Orang tua harus memberikan pengertian keuntungan dan kerugian seperti apa yang didapatkan dan orang lain dapatkan.
"Ajak berpikir sekali, dua kali hingga tiga kali sampai dia menemukan perspektif demo seperti apa yang ingin dilakukan," ujarnya.
Ketika anak tertangkap akan atau sudah berbuat anarkis, orang tua sebaiknya mengajak pulang dan dibicarakan di rumah. Bukan langsung memarahi di publik. Karena anak akan merasa malu dan disudutkan orang tua di depan orang lain.
"Di rumah diajak bicara baik-baik, biar pemahamannya juga dapat. Kalau di depan publik dia akan malu dan memikirkan pemandangan orang sekitar. Banyak baca karena dari membaca kita dapat pengetahuan, bacaan yang kredibel, sumbernya dari mana. Jadi pas demo dia tau apa yang mau disuarakan sebelum turun ke jalan sangat penting," pungkasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini