Mereka kemudian memasang dan mengibarkannya. Suroso (65), salah satu tukang becak, mengatakan ia dan tiga temannya membeli bendera baru seharga Rp 30 ribu.
"Kami urunan, harganya Rp 30 ribu," kata warga Desa Wonokerto, Kecamatan Sukorejo, ini, Selasa (20/10/2020).
![]() |
Bambang Harianto (60), tukang becak lain, mengatakan bendera yang ada di ujung jalan kantor Pegadaian Bangil itu sudah lama rusak. Ia mengaku terenyuh setiap hari melihat bendera itu terus berkibar.
"Bendera ini rusak sudah lama dan tidak ada yang mengganti. Saya pribadi sangat terenyuh melihat keberadaan bendera ini. Masa pihak pemerintah atau instansi terdekat tidak ada yang memperhatikan," kata warga Kelurahan Dermo, Kecamatan Bangil, ini.
Bambang menuturkan, apa yang mereka lakukan semata karena kecintaan mereka pada NKRI. Mereka mengaku miris bagaimana bisa bendera Merah-Putih yang lusuh dan koyak masih saja berkibar.
"Saya ini melihat bendera begini, kok tega-teganya ya dibiarkan sampai jelek," tandas Bambang.
Sebuah video empat pria mengganti bendera Merah-Putih yang lusuh dan terkoyak di tiang viral di media sosial. Pengunggah video menyebut mereka adalah para tukang becak.
Video itu diunggah akun Facebook Henry Sulfianto, Senin (19/10/2020) pukul 22.00 WIB. "Simbol Negara NKRI....Terkoyak, abang becak urunan ganti bendera terkoyak... Ironis," demikian caption di video. (iwd/iwd)