Mengenakan kaos dan celana training, Ipong pun berkeliling menyapa warganya dengan mengendarai sepeda. Saat sampai di lokasi, dia pun langsung mendatangi usaha kerupuk milik Bu Ikah.
"Kerupuk ini kan makanan wajib sehari-hari bagi wong Ponorogo, tentu kita dorong supaya menjadi UMKM yang maju," tutur Ipong kepada wartawan, Selasa (13/10/2020).
Ipong menambahkan pada program di masa pemerintahan sebelumnya ada one village one product. Di Tanjungsari ini contohnya, banyak masyarakat yang mempunyai usaha kerupuk tapi belum tersentuh program.
"Jadi contoh cerita salah satunya kesulitan modal padahal Pemkab dalam pimpinan saya 5 tahun ini lewat Bumdes ada bantuan Rp 50 juta melalui Indagkop juga membantu," terang Ipong.
Pemilihan Bumdes, lanjut Ipong, karena dianggap lebih maksimal dibandingkan koperasi. Namun kenyataannya di lapangan, di Tanjungsari para pengusaha kerupuk berkumpul di koperasi.
"Ke depan kita tidak bisa bertumpu pada satu lembaga tapi mungkin kita kembangkan ke banyak lembaga," imbuh Ipong.
Selain itu, di masa pandemi pemerintah mau menyediakan modal supaya pengusaha kerupuk cepat berkembang. Pun juga dibantu proses pengemasan supaya lebih menarik.
"Di Tanjungsari ini rasa kerupuknya sudah mantap tinggal dibantu manajemen-nya nanti, supaya tumbuh pesat, go national. Kemasan bagus, higienis dan bisa masuk ke toko waralaba," pungkas Ipong. (fat/fat)