Razia Protokol Kesehatan hingga Antisipasi Kejahatan di Suramadu

Razia Protokol Kesehatan hingga Antisipasi Kejahatan di Suramadu

Deny Prastyo Utomo - detikNews
Senin, 12 Okt 2020 13:19 WIB
Petugas gabungan menggelar Operasi Yustisi  di Jembatan Suramadu sisi Surabaya. Selain operasi protokol kesehatan (prokes), razia ini juga untuk mengantisipasi aksi kejahatan.
Petugas gabungan menggelar Operasi Yustisi di Jembatan Suramadu sisi Surabaya/Foto: Deny Prastyo Utomo/detikcom
Surabaya -

Petugas gabungan menggelar Operasi Yustisi di Jembatan Suramadu sisi Surabaya. Selain operasi protokol kesehatan (prokes), razia ini juga untuk mengantisipasi aksi kejahatan.

Pantauan detikcom, puluhan petugas gabungan dari polisi, Satpol PP dan TNI merazia kendaraan roda dua dan roda empat dari arah Madura menuju ke Surabaya. Semua kendaraan diberhentikan satu per satu. Baik kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Petugas memeriksa masker para penumpang dan pengemudi.

Selain itu, petugas juga meminta penumpang yang dianggap mencurigakan untuk diperiksa barang bawaannya. Satu per satu tas penumpang diminta untuk buka. Hasilnya, tidak ditemukan barang yang mencurigakan.

Namun puluhan pengendara motor yang tidak patuh protokol kesehatan ada yang diminta push up. Kemudian yang kelengkapan kendaraannya tidak lengkap dilakukan penilangan.

Kapolsek Kenjeran Kompol Esti Setija Oetami mengatakan, razia ini digelar untuk mendisiplinkan warga akan protokol kesehatan. Lalu juga untuk antisipasi kejahatan.

"Jadi kita juga berwenang kepada orang yang dikhawatirkan membawa barang-barang yang dilarang. Kita harapkan masyarakatnya tertib yang melewati Surabaya. Alhamdulillah sampai saat ini belum ditemukan orang yang membawa barang yang mencurigakan, yang akan dibuat tindak pidana atau hasil tindak pidana," kata Esti kepada detikcom, Senin (12/10/2020).

Pihaknya juga membenarkan, razia ini dilakukan untuk mengantisipasi pergerakan massa yang akan mengikuti aksi di Jakarta. "Iya, jadi tugas kita adalah pengamanan jalur. Jangan sampai dia yang akan mengungkapkan pendapat dimuka umum itu, kedapatan membawa barang-barang yang dilarang. Dan dikhawatirkan melenceng dari tujuannya dia," ungkap Esti.

Selain itu, pihaknya juga bersama dengan petugas gabungan memberikan sosialisasi terkait protokol kesehatan. Harapannya masyarakat tidak berkerumun agar tidak menciptakan klaster baru.

"Jangan mudah berkumpul, berkerumun dengan orang yang kita nggak tahu apakah dia OTG atau tidak," pungkas Esti.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.