Selama jalannya demo tolak Omnibus Law yang dipenuhi massa kerap meninggalkan sampah. Di Blitar, ada sekelompok pemuda yang sengaja ke lokasi demo untuk keperluan satu ini. Mereka membersihkan sampah dan memanggil seorang pemulung untuk langsung mengangkutnya menggunakan becak.
Mereka bukan kumpulan pemuda pengangguran. Namun para pemilik kedai kopi yang tersebar di seluruh Blitar Raya. Ada yang dari Kecamatan Kesamben, Doko, Garum, Talun, Wlingi dan Kota Blitar sendiri.
Saat pendemo beranjak pergi, kelompok ini baru beraksi. Mereka mengajak peserta demo memasukkan gelas air mineral dan kertas-kertas ke dalam karung plastik hitam yang mereka sediakan. Mereka juga memungut puntung rokok yang tersebar di areal lokasi aksi.
"Kami bukan mahasiswa. Tapi kami ikut peduli dengan demo ini. Kami ini para penjual kopi yang ingin berpartisipasi dengan cara kami," kata Ari, sang koordinator kepada detikcom usai demo berakhir.
Ari tidak bisa menyebutkan secara pasti berapa jumlah yang ikut kelompoknya. Dia pun mengaku membersihkan sampah ini adalah aksi dadakan yang baru dibicarakan menjelang berlangsungnya aksi pada Kamis (8/10/2020).
Tonton juga video 'Tumpukan Sampah di Jalur Pantura Bikin Mata Sepet':
"Kami para pedagang kopi ini kan punya WA grup. Grup itu selain untuk monitor harga dan kualitas kopi yang bagus, juga kami manfaatkan untuk saling tukar pikiran. Termasuk, apa yang bisa kami lakukan untuk mendukung demo kawan-kawan mahasiswa ini," bebernya.
Akhirnya tercetus ide, mereka merapat ke lokasi demo untuk membersihkan sampah yang pasti berserakan usai ditinggalkan. Mereka pun sepakat, masing-masing membawa kantong plastik hitam sebagai tempat sampah yang telah dikumpulkan.
"Kebetulan tadi di sana (simpang empat Jalan A Yani) ketemu bapak pemulung yang bawa becak. Langsung saya ajak kesini, saya bilangin banyak rongsokan yang bisa jadi uang," imbuh pemuda asal Wlingi ini.
Ari mengaku, aktivitas jualan kopi tidak membuat mereka terlalu sibuk bekerja. Apalagi saat pandemi COVID-19, teman-temannya banyak yang mengeluhkan dagangan mereka menjadi sepi. Situasi sulit ini, bertambah dengan munculnya berbagai aksi penolakan omnibus law, terutama UU Cipta Kerja.
"Saya belum baca sih. Tapi kok katanya menyusahkan rakyat kecil. Makanya, kami menaruh harapan kepada teman-teman mahasiswa supaya aturan itu batal diterapkan. Yang kami bisa lakukan untuk peduli pada negeri ya...hanya bantu membersihkan sampah dari demo teman-teman tadi," pungkasnya.