Kata-kata kotor dituliskan oknum pengunjuk rasa diatas papan nama gedung DPRD Kota Malang. Coretan dibuat menggunakan cat warna hitam.
Cat dengan warna berbeda juga dicoretkan, sehingga menutup semua tulisan. Papan nama sebagai penanda gedung wakil rakyat itupun tak sedap dipandang mata.
Baca juga: Mobil Patwal Pemkot Malang Dibakar Pendemo |
![]() |
Setelah situasi kondusif, staf DPRD Kota Malang mulai membersihkan dinding papan nama dari coretan-coretan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan bahan penghilang cat.
Kericuhan dan aksi anarki meletus di tengah unjuk rasa. Pagar kawat berduri melingkari depan gedung DPRD dan Balai Kota Malang dirusak pengunjuk rasa.
Mereka kemudian merangsek maju dan melempari gedung DPRD dengan batu, petasan, botol dan benda-benda lainnya.
Beberapa barang yang dibakar sempat ikut dilemparkan. Anarkisme kemudian dapat dikendalikan, setelah mobil water canon menyemprotkan air ke arah pengunjuk rasa.
Berhenti hanya sebentar, pengunjuk rasa kembali melemparkan batu ke arah gedung DPRD dan petugas kepolisian. Gas air mata kemudian ditembakkan untuk membubarkan massa.
Wakil Ketua DPRD Kota Malang, Rimzah, menyayangkan aksi anarki yang dilakukan pendemo. Pihaknya mengaku, sudah bersiap menunggu perwakilan pengunjuk rasa untuk menyampaikan aspirasinya.
"Sangat disayangkan ada anarkisme. Padahal, kami siap menerima perwakilan pengunjuk rasa untuk menyampaikan aspirasinya," tegas Rimzah kepada wartawan. (iwd/iwd)