"Kemarin Pak Menteri terus terang saya bingung kami tidak dapat sama sekali obat saat itu. Mungkin kalau kejadiannya saat itu kami dapat obat, karena kami punya uang tapu nggak bisa beli kemana. Akhirnya menjadi besar (aksus) saat itu, tapi sekarang Alhamdulillah sudah menjadi kuning," kata Risma di Rumah Dinas, Rabu (7/10/2020).
Meski Surabaya sudah berstatus kuning, Risma tetap meminta tetap menerapkan protokol kesehatan. Agar ekonomi tetap berjalan dan masyarakat yang sebelumnya tidak bisa bekerja akibat terdampak pandemi COVID-19, bisa kembali bekerja.
"Mangkanya kita di Surabaya harus terapkan protokol meskipun kondisinya sudah kuning, supaya ekonominya bisa jalan. Kalau jalan artinya kita bisa mengakses perekonomian, bisa kerja kembali dan seterusnya," ujarnya.
![]() |
Namun, jika dilihat dari laman peta sebaran COVID-19 pusat Surabaya masih berisiko sedang atau berstatus zona oranye. Hal tersebut tentunya berbeda dari apa yang disampaikan oleh Risma.
Sedangkan di peta sebaran COVID-19 Jawa Timur, Surabaya juga masih berstatus zona oranye. Status tersebut berdasarkan data per Selasa (6/10).
Bahkan Kota Surabaya masih memiliki penambahan kasus sebanyak 68 menjadi 14.683 dan pasien COVID-19 meninggal ada lima orang menjadi 1.087. Namun angka kesembuhan jauh lebih banyak dibandingkan angka kasus, yaitu 82 orang menjadi 13.125.
Di laman COVID-19 Surabaya sendiri, dari angka komulatif terkonfirmasi 14.683 kini tersisa 471 pasien positif Corona yang dalam perawatan. Kasus suspek sendiri terdapat 422 orang dan probable 249 orang.
(fat/fat)