Kepala Stasiun Geofisika Malang Musripan mengatakan latihan kesiapsigaan menghadapi tsunami ini digelar serentak di 28 negara Samudera Hindia yang dikenal dengan Indian Ocean Wave Exercise 2020 (IOWave20).
Latihan kesiapsiagaan terjadinya bencana tsunami juga diikuti 97 BPBD di Indonesia. Dengan skenario empat peringatan dini gempa bumi berpotensi tsunami.
"Simulasi digelar virtual, karena di masa pandemi. Dan ini memang agenda rutin dilakukan setiap dua tahun sekali oleh IOWave20," terang Musripan kepada detikcom, Selasa (6/10/2020).
Musripan mengaku simulasi IOWave20 bertujuan untuk memastikan kematangan alat komunikasi apabila terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami. Kemudian BMKG membuat sebuah skenario gempa buatan berkekuatan 9.1 magnitudo.
"Kami BMKG kemudian mengindeks parameter gempa dengan peringatan dini. Satu, telah terjadi gempa bumi dengan parameter 8.8 magnitudo dulu di selatan Malang. Katakanlah seperti itu, terus bagaimana respon BPBD setelah ada peringatan dini tersebut," beber Musripan.
Tidak berhenti disitu, lanjut Musripan, BMKG akan mengupdate parameter gempa susulan. Misalnya, kembali terjadi gempa bumi berkekuatan 9.1 magnitudo. Seperti peringatan dini pertama, dalam peringatan kedua ini juga menguji bagaimana kesiapsigaan BPBD Kabupaten Malang.
"Nah, dari kesekian peringatan dini pasca terjadinya gempa bumi. BPBD telah merespons dengan cepat dan baik, dengan meneruskan informasi tersebut kepada masyarakat beserta bentuk antisipasinya," terang Musripan.
Musripan mengaku, ada empat peringatan dini yang diberikan kepada BPBD dalam simulasi ini. Pihaknya mengapresiasi BPBD beserta stakeholder yang sudah merespons dengan baik, dalam memastikan kesiapan apabila terjadi bencana.
"Kami sampaikan empat peringatan dini dalam simulasi tadi. Alhamdulillah, BPBD cepat dalam merespons," pungkas Musripan. (iwd/iwd)