"Maka dari itu stimulus Rp 1 juta per KK dan stimulus Rp 150 juta per RT itu wajib dilakukan untuk memastikan pembangunan merata di seluruh wilayah Surabaya dan terwujud Maju Kotane, Makmur Wargane," kata Mujiaman di Surabaya, Jumat (2/10/2020).
Mujiaman menjelaskan bahwa daya beli masyarakat perlu distimulus. Dengan itu, warga Surabaya bisa memiliki daya beli yang baik meski kebutuhan warga terbilang mahal. "Namun kalau mampu, ya pasti bisa terbeli. Kalau daya belinya rendah, bagaimana bisa membeli kebutuhan ini itu," imbuhnya.
Mujiaman menjelaskan dirinya fokus pada pemerataan pembangunan serta pemulihan ekonomi di seluruh wilayah Surabaya. Apalagi di saat pandemi COVID-19, ekonomi warga turun drastis.
"Jadi Pak Machfud Arifin ingin memastikan dari yang terbawah, dari yang paling jauh dari kotanya bisa merasakan hasil pembangunan dan tentunya pemulihan ekonomi juga hal yang penting," ujar Mujiaman.
Mantan Direktur Utama PDAM Surya Sembada ini menambahkan bahwa pembangunan di Surabaya masih tidak merata. Hal itu bisa dilihat dari perencanaan pembangunan desa oleh Musrenbang (musyawarah rencana pembangunan) desa yang dirasa kurang dirasakan warga secara menyeluruh.
"Bantuan kepada RT/RW menurut saya masih masih kurang merata. Hasil musrenbang desa banyak yang zonk, Terlihat pembangunan di sini masih tertinggal, Pak RT dan RW masih mendapatkan PHP dari musrenbang," pungkasnya. (iwd/iwd)