Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo menegaskan, KAMI tidak akan menjadi partai politik (parpol). KAMI Jatim kemudian menyebut koalisi tersebut sebagai mitra pemerintah.
"Memang KAMI tidak akan pernah jadi parpol. Dan sudah pasti tidak akan jadi parpol," kata Ketua Komite Eksekutif KAMI Jatim, Donny Handricahyono saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (1/10/2020).
Donny menjelaskan, KAMI merupakan mitra pemerintah. Dalam hal ini, KAMI akan mengawasi kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
"KAMI ini mitra pemerintah. Kebijakan-kebijakan mana yang perlu dikritisi, dan apa yang belum dilakukan pemerintah. Mana yang kurang, KAMI akan mengingatkan," jelasnya.
Selain itu, menurut Donny, KAMI merupakan gerakan bermoral. Di mana KAMI berisi orang-orang dari berbagai lintas organisasi. Bahkan ormas Islam. Seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
"Di Jatim, ada Prof Daniel Rosyid, beliau cendekiawan, guru besar juga. Representasi dari Muhammadiyah. Dan Prof Zahro, beliau juga guru besar dan representasi NU," imbuhnya.
Donny menambahkan, bila sejak awal tujuan KAMI ialah menjadi parpol, dirinya memilih keluar dan tidak bersama KAMI Jatim. Ia memastikan, KAMI gerakan bermoral.
"Kalau KAMI ini dijadikan tunggangan politik Pak Gatot Nurmantyo, ya saya, Prof Daniel Rosyid tidak akan gabung bersama KAMI di Jatim. Ini murni gerakan moral dan Pak Gatot berulang kali menegaskan ini gerakan moral," lanjutnya.
Diketahui sebelumnya, Gatot Nurmantyo menegaskan KAMI tidak akan menjadi partai politik. Gatot mengatakan, jika KAMI jadi parpol, dia akan jadi orang pertama yang keluar dari partai.
"Saya akan keluar. Kita tak mau membohongi masyarakat," kata Gatot di hadapan massa di Karawang, Rabu (30/9/2020).
"Saya yakinkan bahwa saya dan yang lainnya tidak akan membuat partai. Kalau KAMI berubah jadi partai, itu tidak bermoral," pungkas Gatot.