Di Surabaya, Jumlah Gejala COVID-19 Tak Bisa Cium Bau Bertambah

Di Surabaya, Jumlah Gejala COVID-19 Tak Bisa Cium Bau Bertambah

Esti Widiyana - detikNews
Selasa, 29 Sep 2020 14:25 WIB
Poster
Ilustrasi COVID-19 (Foto: Edi Wahyono/detikcom)
Surabaya -

Anosmia merupakan hilangnya kemampuan seseorang mencium bau. Gangguan penciuman ini disebabkan oleh infeksi, virus, bakteri, alergi, kelainan bentuk rongga hidung atau kelainan saraf hidung.

Di beberapa negara lain, anosmia menjadi salah satu gejala COVID-19. Sementara COVID-19 sendiri dikenal sebagai penyakit seribu wajah. Meski begitu, hal itu masih dalam penelitian.

Staf medis THT-KL RSU dr Soetomo-Universitas Airlangga (Unair) dr Rosydiah Rahmawati SpTHTKL mengatakan, di negara Italia hampir 64 persen dari 200 pasien COVID-19, terdapat gejala anosmia. Sementara di Korea, 30 persen pasien mengeluh anosmia.

Lalu, bagaimana dengan pasien COVID-19 di Kota Surabaya?

"Kita lagi mengumpulkan data, belum final. Kalau praktek pribadi setiap hari kasus tersebut tambah banyak," kata Rosy saat dihubungi detikcom, Selasa (28/9/2020).

Namun hal ini tidak dideteksi kepada semua orang yang tiba-tiba mengalami anosmia. Jika pasien gejala ringan, seperti batuk dan pilek jarang berobat. Tapi saat mulai ada gangguan penciuman, baru datang berobat.

"Beberapa pasien saya masih rapid itu menunjukkan reaktif. Kalau keluhan dalam 2-7 hari tidak bisa mencium, misal tidak bisa nyium minyak kayu putih, itu baru berobat," jelasnya.

Dia mengaku virus COVID-19 masuk melalui hidung dan tenggorokan ketika bermukosa di hidung atas. Jika tidak cocok di tempat tersebut, maka akan mengganggu indra penciuman.

"Untuk usia apakah mempengaruhi, belum ada fix penelitiannya. Mestinya orang dewasa sudah merasakan. Kalau anak-anak kan belum bisa mengenali," ujarnya.

Sama halnya dengan hilangnya indra pengecap atau gangguan rasa, biasanya rasa manis di lidah akan berkurang.

"Kalau indra pengecap, saraf pengecap yang menuju lidah panjang, bisa juga mengalami infeksi di tenggorokan, karena saraf pengecap itu jalannya jauh. Dari cabangnya menuju lidah perjalanannya panjang. Yang paling sering justru infeksi di telinga, karena sarafnya agak panjang," urainya.

Untuk mengatasi anosmia dan hilangnya indra pengecap perlu menguatkan daya tahan tubuh. Jika anosmia ini mendera, biasanya diberikan obat semprot hidung untuk mengurangi inflamasi virus di mukosa.

"Untuk mencegak keduanya, dibutuhkan imunitas baik, biasanya dewasa muda yang bisa menjaga diri, banyak minum vitamin dan bisa isolasi mandiri biasanya cepat," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.