Antusiasme petani di Pilbup Banyuwangi meningkat. Sebab, salah satu calon wakil bupati yang maju merupakan seorang petani tulen.
Calon wakil bupati itu yakni Sugirah. Ia Calon Wakil Bupati Banyuwangi mendampingi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas. Ia seorang petani yang memulai usahanya dari nol dengan turun langsung menggarap lahan pertaniannya.
Hal ini terungkap dalam Gesah Tani bersama kelompok petani kawasan utara (Wongsorejo, Kalipuro, Giri, Glagah, dan Licin), di Dusun Gadog, Desa Taman Suruh, Banyuwangi.
"Selama ini tidak ada petani tulen yang menjabat sebagai Wakil atau Bupati Banyuwangi. Jika Sugirah terpilih, akan jadi pertama kalinya petani menjadi Wakil Bupati Banyuwangi," kata Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Banyuwangi, Adil Ahmadiono, Senin (20/9/2020).
Adil mengaku sangat mengenal Sugirah. Selama 20 tahun, Agil bersama Sugirah aktif di KTNA dan HKTI.
"Sugirah berasal dari buruh tani. Keluarganya juga petani. Menjadi anggota DPRD Banyuwangi yang diurusi juga pertanian. Sudah saatnya petani duduk di pimpinan legislatif," kata Adil.
Adil menjelaskan, dengan pengalaman Sugirah selama ini, akan menjadi solusi dalam mengoptimalkan pertanian di Banyuwangi. Sementara Sugirah mengatakan, tidak menyangka bisa dipilih untuk mendampingi Ipuk Fiestiandani.
"Saya sudah 3 periode menjadi anggota DPRD Banyuwangi dan bidangnya di pertanian. Sebenarnya saya mau pensiun, tapi ternyata saya dipanggil dan ditunjuk mendampingi Bu Ipuk. Jadi saya harus siap," kata Sugirah.
Sugirah mengatakan, berdasarkan pengalamannya selama ini, banyak program disiapkan untuk memajukan pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satunya penguatan sektor pertanian dari hulu ke hilir menjadi jawaban pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19.
Di antaranya melalui program Kampung Tani, pertanian yang berbasis wisata dan pertanian organik.
"Melalui Kampung Tani, kesejahteraan petani melalui pertanian organik dan program terintegrasi dari hulu ke hilir akan mampu terangkat," kata Sugirah.
Sugirah mencontohkan, untuk meningkatkan produksi padi di kawasan selatan, penanaman menggunakan metode organik. Sehingga produksinya sudah mencapai 6 hingga 7 ton per hektare.
Selain metode organik juga menggunakan rotasi tanam. Di mana pada masa-masa tertentu petani menanam holtikultura, untuk menjaga kualitas tanah.
"Saya ini petani dari nol. Tangan dan kaki saya berlumpur. Saya bekerja di bawah terik matahari. Jadi paham A sampai Z soal pertanian. Ini yang akan terus kami tingkatkan programnya untuk kesejahteraan petani," paparnya.