Video mahasiswa Unesa yang juga panitia ospek atau PKKMB membentak-bentak mahasiswa baru viral di medsos. Pakar pendidikan menyebut apa yang terjadi tersebut merupakan cara kolonial.
Pakar pendidikan Surabaya Isa Ansori mengatakan dalam orientasi pengenalan mahasiswa baru sudah selayaknya panitia atau senior dalam hal ini mengajarkan kepada juniornya dengan komunikasi yang baik. Terlebih lagi, selama ini Unesa dikenal sebagai kampus yang fokus mendedikasikan para mahasiswanya sebagai calon pendidik.
"Pertama gini, orientasi mahasiswa baru itu kan dalam rangka pengenalan kampus yang baru, situasi yang baru. Nah tentu dalam proses pengenalan itu kan dibutuhkan kesepahaman bagaimana mahasiswa baru itu mampu mengenal berbicara yang baik, komunikasi yang baik," jelas Isa kepada detikcom, Selasa (15/9/2020).
"Kedua ini kan Unesa. Unesa ini kan lebih banyak didedikasikan untuk jadi pendidik. Nah menurut saya apa yang ditampilkan kawan-kawan mahasiswa senior itu kan sesungguhnya jauh dari pendidikan dan nilai-nilai membangun kebersamaan," tambahnya lagi.
Isa kemudian menegaskan, apa yang ditunjukan para mahasiswa senior pada mahasiswa baru yang viral di media sosial merupakan cara-cara era kolonial. Sebab, karena senioritas, mereka bisa berkuasa dan melakukan semaunya kepada mahasiswa baru.
"Menurut saya cara-cara seperti itu, cara-cara kolonial yang tidak pantas. Apalagi mereka anak-anak yang katanya milenial. Ndak sepadan lah, artinya milenial untuk mereka itu menjadi hilang karena cara-cara yang dipakai itu kan cara-cara kolonial," tegas Isa.
"Seolah senior itu berkuasa atas juniornya. Dan kemudian bisa semaunya sendiri. Dan ini kan kehilangan ruh pendidikan itu sendiri. Sehingga apa yang diajarkan Ki Hajar Dewantara yang menjadi ruh Unesa itu menjadi hilang," imbuhnya.
Tak hanya itu, Isa juga menyebut bahwa ruh pendidikan yang diwarisi Unesa dari pahlawan pendidikan Ki Hajar Dewantara juga semakin jauh akibat ulah mahasiswa senior yang membentak-bentak tersebut. Untuk itu, Isa menyarankan agar hal itu segera dihilangkan selama PKKMB.
"Dan saya kira tidak elok mereka yang tergabung dalam BEM atau Fakultas atau apalah mereka melaksanakan seperti ini. Karena itu jauh dari ruh pendidikan yang dianut Unesa yang diwariskan Ki Hajar Dewantara dan untuk itu gak bisa menjadi sesuatu diteruskan di Unesa," tutur Isa.
"Pendidikan itu kan diorientasikan untuk memerdekakan. Merdeka cara berpikir, merdeka untuk mencapai sesuatu. Sehingga hanya orang-orang yang merdeka jiwanya yang bisa memerdekakan orang lain," lanjutnya.
Ia kemudian mempertanyakan apakah dalam PKKMB itu pihak Unesa telah memberikan guidance (bimbingan) selama pendampingan kepada mahasiswa baru. Jika memang pihak kampus sudah memberikan, maka mahasiswa senior yang telah melakukan kekerasan verbal itu harus mendapat sanksi.
"Yang patut dipertanyakan itu begini. Apakah di Unesa itu ada guidance (bimbingan) bagaimana mendampingi mahasiswa baru itu. Kalau sudah ada guidance-nya berarti apa yang dilakukan itu melanggar aturan yang ada. Dan mereka layak diberi sanksi oleh universitas," tukasnya.
"Bayangkan jika mereka yang dibentak seperti apa? Untuk itu dalam membangun kesadaran itu gak bisa dengan cara kekerasan," pungkas Isa.
Sebelumnya diberitakan, video tentang ospek mahasiswa baru di Unesa secara daring viral di media sosial twitter. Video itu memperlihatkan mahasiswi baru (maba) dibentak-bentak oleh senior mereka karena tidak memakai ikat pinggang (sabuk).
Video berdurasi 30 detik tentang ospek atau Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di Unesa tahun 2020 itu diunggah oleh akun twitter @skipberat.