"Saya tetap PDI Perjuangan tapi saya mendukung Gus Ipul-Mas Adi. Pasuruan saatnya berubah. Kota Pasuruan saat ini membutuhkan perubahan dan calon pemimpin yang memiliki kemampuan manajerial, inovatif serta jaringan luas," kata Pudjo Basuki, Jumat, (11/9/2020).
Mantan Wakil Walikota Pasuruan dua periode ini mengatakan ia siap dengan segala risiko karena mendukung pasangan yang tak diusung PDIP. Hal itu ia lakukan demi perubahan di Kota Pasuruan.
"Kota Pasuruan sedang kritis dan seakan tidak memiliki pemimpin. Menurutnya, APBD terus menurun hingga di bawah Rp 1 triliun. Dulu kita sudah lebih dari Rp1 triliun," tandas Pudjo.
Pudjo mengungkapkan saat ini sumber keuangan daerah Kota Pasuruan hanya mengandalkan anggaran dari pusat berupa DAU, DAK serta beberapa dana perimbangan lainnya. APBD yang awalnya sudah mencapai Rp 1,2 Triliun, kini tinggal Rp 843 Miliar.
"Pemimpin yang ada saat ini tidak bisa memanfaatkan dan lemah jaringannya ke pusat sehingga DAU dan DAK terus menyusut," ujarnya.
Karenanya Kota Pasuruan membutuhkan sosok pemimpin yang tak hanya cakap dan inovatif, melainkan juga harus memiliki banyak terobosan dan jaringan luas ke pusat. Pilwali Pasuruan 2020, kata Pudjo, saatnya mencari pemimpin yang bisa membuat terobosan untuk kemajuan kota.
"Itu yang mendasari saya ambil keputusan mendukung Gus Ipul dengan segala risiko. Gus Ipul paling siap dan kita harapkan bisa memimpin lebih baik," ungkapnya.
Pudjo menegaskan dukungan tersebut bukan hanya kata-kata. Ia akan mengerahkan ratusan relawan militan yang selama ini membantunya untuk mendulang suara memenangkan Gus Ipul.
"Ratusan relawan militan sudah saya kumpulkan dan bahkan sudah mulai bergerak untuk menyosialisasikan pemenangan Gus Ipul-Mas Adi," pungkas Pudjo.
Di Pilwali Pasuruan, Gus Ipul-Mas Adi didukung oleh PKB, Golkar, PKS, PAN dan PPP. Sementara lawannya, Teno-Hasjim didukung oleh PDIP, Hanura Gerinda, NasDem. (iwd/iwd)