Pakar Ekonomi Unair Paparkan Sejumlah Indikator Perekonomian Indonesia Membaik

Pakar Ekonomi Unair Paparkan Sejumlah Indikator Perekonomian Indonesia Membaik

Hilda Meilisa - detikNews
Selasa, 01 Sep 2020 20:50 WIB
Universitas Airlangga (Unair) tidak bertanggung jawab atas klaim dua penelitinya yang menyebutkan suplemen temuan mereka bisa membantu tubuh melawan virus coorona. Seperti yang disampaikan Warek 4 Bidang Bisnis dan Alumni Unair, Prof Junaidi Khotib, S.Si., M.Kes., Ph.D., Apt.
Kampus Unair (Foto: Esti Widiyana/detikcom)
Surabaya -

Beberapa menteri Jokowi menyebut Indonesia sebentar lagi dilanda resesi. Kendati demikian, pakar ekonomi Universitas Airlangga (Unair), Dr Wisnu Wibowo memaparkan jika perekonomian Indonesia kian membaik.

"Kalau dari berbagai referensi yang saya pakai misalnya laporan perekonomian kuartal dua yang disampaikan oleh Bank Indonesia, itu kan pada kuartal ketiga yang diawali bulan Juli itu sebenarnya sudah ada tren perbaikan atau tanda-tanda perbaikan pertumbuhan ekonomi domestik," kata Wisnu saat dihubungi detikcom di Surabaya, Selasa (1/9/2020).

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair ini menyebut meski masih negatif, namun pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga pada Juli hingga September jauh lebih baik dibanding kuartal kedua pada April-Juni.

"Artinya kuartal ketiga mungkin negatif tetapi sebenarnya sudah dalam tren perbaikan, dikatakan pulih belum memang. Tetapi saya pikir ini harus dikuatkan pemahaman oleh publik jika kuartal ketiga tidak akan lebih buruk dari kuartal kedua. Boleh kita katakan perjalanan ekonomi di 2020 yang terburuk itu di kuartal kedua dan itu sudah kita lalui," ungkap Kaprodi S2 Ilmu Ekonomi Unair ini.

Tak hanya itu, Wisnu memaparkan sejumlah perbaikan di beberapa sektor. Dia menyebut hal ini merupakan pertanda baik. Namun, Wisnu juga menyoroti informasi sejumlah menteri yang menyebut akan terjadi resesi. Hal ini justru menimbulkan sentimen di masyarakat yang berdampak negatif.

"Kalau kemudian dari sisi yang lain dari tren perbaikan itu juga kelihatan, misalnya dari sisi kita mampu menjaga katakanlah neraca pembayaran juga surplus, kemudian cadangan devisa kita juga meningkat, nilai tukar rupiah kita relatif terkendali, dan indeks harga saham beberapa lalu malah positif," jelas Wisnu.

"Jika (Indeks harga saham) dalam beberapa hari ini negatif, curiga saya terpengaruh karena sentimen publik sebagai dampak informasi dari pemerintah yang sering simpang siur atau kurang koordinasi antara satu dengan yang lain. Presiden sudah mengingatkan bahwa nantinya itu satu pintu saja jangan setiap orang atau yang tidak punya relevansi kuat di sana bukan di badannya menyampaikan hal tersebut," tambahnya.

Di kesempatan yang sama, Wisnu menerangkan jika ada sejumlah survei yang hasilnya cenderung positif. Seperti survei perilaku konsumen masyarakat hingga survei dunia usaha.

"Survei konsumen memang konsumen di kuartal kedua itu memperkirakan kondisi keuangan buruk, makanya mereka mengurangi konsumsi. Tetapi di Kuartal ketiga di bulan Juli itu mereka meyakini perekonomian akan menjadi lebih baik. Jadi kalau indeks persepsi, indeks keyakinan konsumen ini sudah meningkat dari Juni 83,8 persen menjadi 86,2 persen, akan ada perbaikan," ungkap Wisnu.

"Kemudian untuk survei dunia usaha, kalangan dunia usaha menyatakan kegiatan usaha itu akan meningkat di kuartal ketiga ini. Jadi ada indikator saldo bersih tertimbang itu positif 0,52 persen. Artinya bahwa perekonomian yang kita lihat secara kasat mata ini sudah mulai bergerak lebih tinggi dibanding kuartal kedua," imbuhnya.

Sementara untuk tantangan ke depannya, Wisnu menyebut ada pada dunia perbankan. Karena ada perlambatan untuk penyaluran kredit, yang perkiraannya di tahun 2020 ini hanya 2,5 persen.

"Tantangannya justru adalah bagaimana untuk pemulihan ekonomi itu perbankan bisa lebih aktif, bagaimana untuk pemulihan ekonomi itu perbankan bisa lebih aktif dan meningkatkan kemampuan intermediasinya," ujar Wisnu.

Terakhir, Wisnu menyarankan pemerintah untuk mengoptimalkan penyaluran program pemulihan ekonomi. Jika pemerintah bisa fokus, perekonomian akan pelan-pelan tumbuh dan membaik.

"Di sisi yang lain tentu saya dari sisi pengamat atau ekonom kita di sisa waktu ini, mari kita fokus menentukan strategi untuk penyerapan dana program pemulihan ekonomi. Kalau kita lihat masih 27,7 persen dari Rp 695,2 triliun baru Rp 182,53 triliun yang disalurkan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(hil/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.