"Peningkatan aktivasi subduksi di lempeng Indoaustralia dan Eurasia. Cuma kemarin itu jarak (episenter) dekat jadi guncangannya terasa," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan Dianitta Agustinawati kepada detikcom, Senin (31/8/2020).
Terkait fenomena alam tersebut, lanjut Dianitta, sejauh ini belum ada laporan kerusakan. Dia juga tidak berani memprediksi apakah gempa serupa akan sering terjadi di masa datang. Sebab sejauh ini belum ada teknologi yang dapat memperkirakan terjadinya gempa.
Baca juga: Gempa M 4,7 Guncang Pacitan |
Yang terpenting, imbau dia, masyarakat sebaiknya tetap meningkatkan kesiapsiagaan. Terlebih posisi geografis Kabupaten Pacitan berdekatan dengan kedua lempeng bumi. Kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana menjadi kunci pengurangan risiko.
"Kami selalu ingatkan jargon 20:20:20. Itu mesti dicamkan oleh setiap orang," tandasnya.
Jargon itu sendiri merupakan kesimpulan hasil penelitian di Pacitan oleh tim dari Birgham and Young University, Amerika Serikat. Artinya, jika terjadi gempa selama 20 detik, warga harus segera menyelamatkan diri ke tempat setinggi minimal 20 meter. Adapun waktu efektifnya hanya 20 menit.
BMKG melaporkan gempa pertama berkekuatan M 4.9 terjadi pada Minggu (30/8/2020) pukul 17:58 WIB. Adapun lokasinya di 12.69 LS, 110.87366 BT, 501 kilometer Barat Daya Pacitan.
Gempa kedua berkekuatan M 4.7, terjadi Senin dini hari (31/8) sekira pukul 01:28 WIB. Kali ini pusat gempa lebih dekat. Yakni 70 kilometer tenggara Pacitan dengan koordinat 8.803 LS,111.22176 BT. (iwd/iwd)