Komunitas menanam di Pacitan kampanye cinta hutan. Uniknya, kampanye digelar dengan media layangan.
Kegiatan pesta layangan tradisional di Desa Sukoharjo tampak istimewa. Selain karena banyaknya peserta, event tersebut juga diwarnai kehadiran layangan raksasa milik komunitas menanam. Mainan yang memanfaatkan empasan angin itu pun menjadi media kampanye menyelamatkan hutan.
"Intinya kami ingin mengajak semua orang untuk mencintai hutan dengan cara menanam," ucap Yudho Tri Kuncoro, koordinator komunitas 'Omah Ngembes', Minggu (30/8/2020) siang.
Untuk membawa layangan raksasa ke tengah area persawahan butuh perjuangan tak mudah. Maklum, layangan berbahan plastik transparan dengan rangka bambu tersebut memiliki ukuran jumbo. Panjangnya sekitar 6 meter dan lebar 4 meter. Belum lagi ekornya berbahan kain yang menjuntai sepanjang 40 meter.
"Di sini ada komunitas menanam dan teman-teman semuanya bersemangat. Kebetulan ada event seperti ini jadi sekalian kita gunakan untuk mengajak warga lain mencintai hutan,"
Pantauan detikcom, tak kurang 30 orang terlibat mengusung layangan raksasa ke lokasi. Sepuluh orang membawa badan layangan. Sedangkan sisanya memegang ekornya. Proses menuju ke tengah persawahan pun makin meriah dengan iringan bedug dan gong.
Untuk membangun layangan hingga siap terbang, Yudho dan rekan-rekannya butuh waktu tiga hari. Konsepnya pun dibuat sederhana namun sarat makna. Bentuknya dibikin menyerupai rumah, sesuai dengan nama komunitas yang telah terbentuk sejak setahun lalu.
Di bagian tengah layangan terdapat gambar pohon berwarna coklat bercabang lima. Di tiap ujung cabang terdapat daun berwarna hijau. Sedangkan ekor berwarna kombinasi putih biru diapit dua pita besar berwarna kuning bertuliskan 'Dusun Rejoso'.
Awalnya upaya menerbangkan layangan sempat terkendala tekanan angin yang mendadak hilang. Beberapa waktu menunggu, tiba-tiba angin berembus kencang ke arah barat. Bersamaan hitungan ke tiga, personel yang bertugas memegang serentak melepas layangan hingga terbang tinggi dan menari-nari di langit.
"Horeeee," teriak Yudho disambut tepuk tangan ratusan penonton.
Pesta layangan tradisional bertajuk 'Ngulur Bareng Bapangan Sangen' berlangsung sehari penuh. Penyelenggara membuka kesempatan kepada siapapun yang ingin berpartisipasi. Sesuai namanya, kegiatan tersebut semata hiburan dan tidak disediakan hadiah.