Pandemi COVID-19 sudah berlangsung selama hampir enam bulan di Indonesia. Pakar epidemiologi berpesan agar masyarakat tak lelah mendisiplinkan diri menerapkan protokol kesehatan.
"Capek (menggunakan masker) itu kan wajar, tapi capek itu jangan kemudian meningkatkan risiko. Kalau capek, lalu meningkatkan risiko itu berarti namanya membunuh dirinya sendiri maupun membunuh orang lain," kata Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, dr Windhu Purnomo kepada detikcom di Surabaya, Sabtu (29/8/2020).
"Karena kalau dia (warga) tidak patuh itu bukan sekadar dia meningkatkan risiko tertular kepada dirinya, tetapi juga meningkatkan risiko menulari orang lain," imbuhnya.
Untuk itu, Windhu menyebut perlunya peran pemerintah dalam menegakkan protokol kesehatan. Jika hal ini bisa diterapkan dengan baik, penularan diharapkan bisa berkurang.
"Jadi itu kuncinya, butuh peranan pemerintah jangan sampai orang itu merasa dirinya capek sehingga tidak patuh dan pemerintah harus cepat. Jangan seperti sekarang ini cuma separuh-separuh semua. Karena pertimbangan epidemiologi dan pertimbangan kesehatan masyarakat ditinggal dan yang dipentingkan adalah pertimbangan lain," ucapnya.
Tak hanya itu, Windhu menyebut sudah hampir enam bulan sejak virus COVID-19 pertama kali ditemukan di Indonesia. Menurut Windhu, hal ini tak main-main dan harus ditanggapi dengan serius.
"Kita ini sudah hampir enam bulan, negara-negara yang lain itu dua bulan sudah selesai, kita enam bulan puncaknya saja belum sampai. Jadi sekarang ini betul-betul harus banting setir mau mengencangkan ikat pinggang erat-erat, demi apa, demi ini supaya hilang," tegasnya.
Windhu berharap, pemerintah bisa berfokus dahulu untuk menangani COVID-19. Jika COVID-19 sudah menghilang, semua sektor akan bisa kembali ke semula.
"Kalau pandemi ini hilang semua akan jalan sendiri. Ekonomi akan jalan sendiri, sosial politik jalan sendiri. Jadi intinya pandemi ini yang harus segera dikerjakan dan dihilangkan bukan yang kepentingan lain itu. Kalau tidak begitu ya tidak akan selesai-selesai. Karena kita ini sekarang sudah enam bulan, tepat tanggal 2 September nanti sudah tepat enam bulan kita sejak ada kasus baru di Indonesia. Sudah terlalu lama," pungkasnya.