KB sendiri dilakukan oleh pasangan suami istri (Pasutri) yang merasa sudah cukup memiliki momongan atau persalinan yang dilakukan dengan cara operasi caesar. Menurut Sonny, perempuan setelah melahirkan caesar perlu melakukan KB agar lebih aman.
"Mengapa perlu KB bagi yang telah operasi caesar, karena untuk keamanan ibu pada kehamilan berikutnya. Kehamilan yang paling aman adalah kehamilan di atas satu hingga dua tahun berikutnya," kata Sonny, Kamis (27/8/2020).
Sonny menjelaskan, jika seorang ibu telah melakukan operasi caesar tanpa melakukan KB, risiko yang pertama terjadi harus dilakukan operasi caesar ulang diprosesi melahirkan berikutnya. Risiko lainnya kulit perut belum cukup kuat untuk proses kehamilan berikutnya.
"Jadi kalau habis melahirkan secara caesar, kulit perut masih belum cukup kuat pada kehamilan berikutnya. Bisa ada yang belum kering kalau rentan kehamilan kurang dari setahun atau dua tahun," jelasnya.
Selain itu, ada dua macam KB yang bisa digunakan oleh pasutri. Yakni KB hormonal dan non hormonal.
"Untuk KB hormonal tentunya pakai hormon, contohnya KB suntik, pil, atau susuk. Sedangkan yang non hormonal, yakni ada dua intrauterine divice IUD atau spiral dan kondom," ujarnya.
Dalam pemilihan KB sendiri, Sonny menyarankan pasutri untuk menggunakan KB non hormonal. Sebab, KB non hormonal tidak terlalu berisiko pada ibu-ibu.
Namun, KB sendiri memang ada kelebihan dan kekurangan. KB non hormonal sendiri juga banyak ditakuti ibu. Karena alat kontrasepsi semacam itu dimasukkan melalui vagina wanita.
"Sebenarnya tidak sakit sama sekali, karena biasanya selama melayani pasien saya anjurkan ketika seorang ibu sedang haid. Karena selama haid mulut rahim akan terbuka, pemasanganya sendiri kurang lebih tidak sampai lima menitan. Jadi ada kelebihan dan kekurangannya juga," pungkasnya. (fat/fat)