Pelajar di Surabaya Sulap Limbah Kresek Jadi Kerajinan Rajutan Ekonomis

Pelajar di Surabaya Sulap Limbah Kresek Jadi Kerajinan Rajutan Ekonomis

Esti Widiyana - detikNews
Rabu, 26 Agu 2020 07:22 WIB
Pelajar di Surabaya Sulap Limbah Kresek Jadi Rajutan Ekonomis
Daur ulang rajutan plastik (Foto: Esti Widiyana/detikcom)
Surabaya -

Produksi sampah plastik di Indonesia dalam satu tahun bisa mencapai 175.000 ton atau 63,9 juta ton. Bahkan, World Economic Forum menyebut Indonesia sebagai produsen sampah plastik kedua terbesar setelah Cina.

Hal itulah yang menjadi motivasi pelajar kelas VIII SMPN 6 Surabaya Calista Putri Mardiana untuk menyulap sampah plastik menjadi kerajinan tangan yang bermanfaat. Dia pun menjadikan limbah plastik menjadi beragam macam produk yang diberi nama Justik (Rajutan Plastik).

Calista menjelaskan sampah plastik, apalagi tas kresek akan membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk mengurai. Apabila tidak didaur ulang dengan baik, bisa berakibat pada pencemaran lingkungan.

"Nah untuk mengurangi sampah plastik tersebut, akhirnya saya berinisiatif mengolahnya menjadi produk rajutan seperti pouch, tatakan gelas, tempat pensil, gantungan kunci, hingga tempat tisu yang bernilai ekonomis," kata Calista, Rabu (26/8/2020).

Proses pembuatannya pun cukup mudah dan sederhana, bahan utama yang dibutuhkan yakni sampah kresek yang sudah dipotong menyerupai tali rafia. Ekonomisnya, sampah kresek tersebut dia dapat dari tetangga dan juga teman-temannya agar tidak terjadi penumpukan limbah plastik.

"Jadi kresek ini sebagai media pengganti benang. Setelah itu, tinggal dirajut seperti biasa. Tekniknya kaya merajut pada umumnya gitu," ujarnya.

Meski hobi merajut, remaja 13 tahun ini kerap mengalami kesulitan saat membuat produk. Sebab, tidak semua plastik kresek memiliki ketebalan yang sama, ada yang tipis hingga tebal.

"Kalau terlalu tipis kadang tiba-tiba putus. Kalau ketebalan juga susah dirajutnya. Jadi ya harus ekstra sabar," ucapnya.

Untuk membuat satu gantungan kunci, Calista hanya membutuhkan waktu sekitar 60 menit. Pembuatan kerajinan yang membutuhkan waktu lama yaitu cover tempat tisu, di mana memakan waktu tiga hari.

Kini, sudah ada sekitar 348 buah sampah kresek yang berhasil diolah menjadi 110 produk Justik. Produk buatannya ini juga dipasarkan dengan banderol mulai dari Rp 5.000 - Rp 75.000 saja.

Adanya inovasi Justik, remaja asli Surabaya ini berharap masyarakat dapat mengurangi sampah plastik lewat merajut. Kegiatan ini juga dapat menghilangkan kejenuhan saat pandemi COVID-19 yang belum berlalu.

"Ayo cinta lingkungan mulai dari hal yang kecil dulu. Seperti merajut plastik jadi barang berguna, membuang sampah pada tempatnya, dan mengurangi penggunaan kantong plastik. Dengan begitu kita dapat bersama-sama melestarikan lingkungan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.