Ning Ita mengatakan, inovasi Pete Jawa Rasa Timun dibuat untuk menjamin kesehatan para pekerja perempuan di Kota Mojokerto. Karena peran ganda sebagai ibu rumah tangga sekaligus pekerja, membuat kaum hawa rentan mengalami gangguan kesehatan. Selain itu, kesempatan memberikan ASI eksklusif kepada anak-anak mereka juga rendah.
Untuk itu, inovasi Pete Jawa Rasa Timun diterapkan di semua puskesmas di Kota Mojokerto. Ning Ita menunjuk para kader pelaksana untuk memeriksa kesehatan setiap pekerja perempuan.
"Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan gizi, tinggi badan, berat badan dan masih banyak lainnya. Selain pemeriksaan, puskesmas juga melakukan monitoring dan evaluasi para kader setiap tiga bulan," kata Ning Ita dalam rilis yang diterima detikcom, Selasa (25/8/2020).
Pemeriksaan berkala yang dilakukan para kader pelaksana, lanjut Ning Ita, nantinya dilaporkan ke puskesmas masing-masing. Jika terdapat perempuan pekerja yang menderita penyakit tertentu, puskesmas wajib mengeluarkan rekomendasi kepada perusahaan tempat perempuan tersebut bekerja.
"Para pelaku usaha atau perusahaan harus menerapkan pola kerja bagi karyawatinya sesuai dengan rekomendasi tim medis," ujarnya.
Wali Kota perempuan pertama di Mojokerto ini berharap, inovasi Pete Jawa Rasa Timun bisa meningkatkan produktivitas dan kesehatan para pekerja perempuan, meningkatkan capaian standar pelayanan minimal pada bidang kesehatan, serta mewujudkan SDM berkualitas melalui peningkatan akses serta kualitas pendidikan kesehatan.
"Dampak yang dirasakan dari Inovasi Pete Jawa Rasa Timun ini juga meningkatkan pemenuhan ASI eksklusif pada anak sehingga menurunkan angka stunting. Terlebih inovasi Pete Jawa Rasa Timun ini terintegrasi dengan aplikasi layanan Gayatri (Gerbang Layanan Informasi Terpadu dan Terintegrasi) yang masuk Top 45 Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2020. Sehingga, data-data masyarakat, khususnya pekerja wanita dapat terpantau secara signifikan di sini," tandasnya. (fat/fat)