Kepala Lapas Kelas IIB Mojokerto Wahyu Susetyo mengatakan kasus ini diketahui saat pihaknya menggelar rapid test terhadap sejumlah warga binaan pada Kamis (13/8). Hasilnya, terdapat 5 warga binaan yang reaktif. Mereka lantas dites swab pada Selasa dan Rabu (18-19/8).
"Sabtu (22/8) kemarin, kami menerima informasi lima warga binaan kami positif COVID-19. Statusnya 3 narapidana, 2 tahanan. Satu orang kasus penipuan, empat lainnya narkoba," kata Wahyu kepada wartawan di kantornya, Jalan Taman Siswa, Kota Mojokerto, Senin (24/8/2020).
Saat ini, lanjut Wahyu, 5 napi dan tahanan yang positif COVID-19 diisolasi di Lapas Mojokerto. Tempat isolasi dipisahkan dari warga binaan lainnya.
"Mereka kami isolasi sejak rapid test-nya reaktif. Kami beri multivitamin dan probiotik. Semuanya dalam kondisi baik dan saat ini tidak ada keluhan," terangnya.
Untuk mencegah penyebaran virus Corona di Lapas Mojokerto, kata Wahyu, pihaknya memeriksa semua warga binaan yang jumlahnya 642 orang. Setiap napi dan tahanan yang menderita flu, diminta menjalani rapid test. Sejauh ini sudah ada 40 warga binaan yang dirapid-test.
"Setelah kami melakukan screening dan melakukan test rapid, hasilnya 20 orang reaktif dan telah kami isolasi di kamar yang terpisah dari warga binaan yang lain," ungkapnya.
Sementara kunjungan keluarga para napi dan tahanan sudah dihentikan sejak virus Corona mewabah Maret lalu. Menurut Wahyu, Lapas Mojokerto hanya menerima titipan makanan dari keluarga warga binaan.
Wahyu belum bisa memastikan sumber penularan virus Corona yang menginfeksi 5 napi dan tahanan. Dia menduga dari warga binaan sendiri, atau dari petugas Lapas.
"Karena kami dengan tempat terbatas, jumlah warga binaan yang banyak, kemungkinan dari mereka. Tak menutup memungkinan teman-teman kami sendiri yang membawa dari luar," tandasnya. (iwd/iwd)