Tiga sekolah di Pacitan melakukan uji coba sekolah tatap muka. Yakni SMKN Kebonagung, SMAN Punung, dan SMALB Punung.
Pantauan detikcom di SMAN Punung, kegiatan belajar mengajar berlangsung lancar. Pihak sekolah memberlakukan protokol kesehatan ketat. Ini berlaku sejak siswa tiba di sekolah hingga pulang.
Begitu tiba di pintu masuk,siswa diwajibkan melewati pemeriksaan suhu tubuh. Selanjutnya mereka harus mencuci tangan dengan sabun di sarana yang terdapat di depan kelas.
Tidak itu saja, pihak sekolah juga menyiapkan disinfektan di dalam botol. Tiap siswa yang datang diwajibkan menyemprot sepatu yang dikenakan dengan cairan penyuci hama tersebut.
"Kami upayakan protokol kesehatan dilaksanakan dengan baik di sini," ujar Dwi Agus Setiawan, Kepala Sekolah SMAN Punung kepada wartawan, Selasa (18/8/2020).
Tidak hanya itu, untuk mencegah kerumunan, jumlah peserta didik tiap kelas dibatasi. Atau hanya separuh dari total siswa. Yakni antara 13 hingga 14 anak per hari. Tempat duduk juga diatur dengan jarak antarsiswa 1,5 meter.
Sekolah juga menerapkan sistem ganjil genap. Jadi siswa dengan nomor urut absen ganjil akan bergantian masuk sekolah dengan yang nomor absen genap.
"Proses pembelajaran 3 hingga 4 jam per hari tanpa istirahat. Adapun untuk jadwal masuk kita terapkan sistem ganjil genap," imbuhnya.
Bupati Indartato juga menilai, hari pertama uji coba sekolah tatap muka sudah terbilang bagus. Menurutnya sudah sesuai dengan petunjuk Cabang Dinas Pendidikan Provinsi dan Gugus Tugas.
Dia berharap protokol yang ada tetap dilaksanakan secara disiplin. Sehingga tidak sampai terjadi penularan COVID-19 di sekolah.
"Kami harapkan sekolah mengawasi siswanya saat pulang ke rumah agar tidak mampir dan nongkrong di mana-mana," ucap Indartato di sela meninjau SMAN Punung.
Terkait wacana sekolah tatap muka tingkat SD dan SMP, Indartato menegaskan pihaknya masih melakukan pengkajian. Karena masih anak-anak, sehingga membutuhkan perhatian lebih.
"Sebelumnya dijadwalkan hasil kajian selesai tanggal 17 Agustus kemarin. Ternyata sampai sekarang belum rampung," tambahnya.
Untuk diketahui, Kabupaten Pacitan termasuk zona kuning penularan COVID-19. Hingga saat ini akumulasi penderita positif sebanyak 67 orang. Di mana 12 di antaranya masih dikarantina.