Hari pertama sekolah tatap muka di Kota Blitar, hanya 20 persen diizinkan masuk oleh orang tuanya. Masih banyak orang tua tidak mengizinkan anaknya sekolah walaupun Kota Blitar sudah zona oranye penyebaran COVID-19.
Untuk masa percobaan, ada tiga lembaga setingkat SMA di Kota Blitar yang membuka sistem tatap muka. Yakni SMAN 1 Blitar, SMK Islam Blitar dan SLBN 1 Blitar. Karena Kota Blitar masih zona oranye paparan COVID-19, maka setiap sekolah diizinkan memasukkan maksimal 25 persen siswanya.
Data dari Dinas Pendidikan Cabang Blitar, untuk SMAN Blitar dengan jumlah siswa 1.080 maka hanya 25 persen yang diizinkan masuk, yakni sebanyak 270 siswa. Sedangkan untuk SMK Islam Blitar, hanya 350 siswa diizinkan masuk dari 12,5 persen jumlah komulatif siswa sebanyak 2.800. Dan hanya 13 siswa diizinkan masuk di SLBN 1 Blitar dari 10 persen jumlah komulatif siswa sebanyak 113 anak.
Namun pada kenyataannya, masih banyak orang tua siswa yang belum mengizinkan anaknya masuk sekolah. Kebanyakan mereka khawatir anaknya carrier dan menularkan virus Corona karena lokasi rumahnya di zona merah.
Seperti yang terjadi di SMAN Blitar. Dari 25 persen siswa yang diundang masuk sekolah tatap muka, ternyata hanya 20 persen siswa yang datang. Mereka membawa surat persetujuan dan izin orang tua untuk belajar tatap muka. Yang 5 persen tidak datang dengan rumahnya berada di zona merah.
"Ini artinya, bahwa antisipasi memutus rantai penyebaran Corona itu sudah dipahami semua pihak. Para orang tua punya kesadaran tinggi, bahwa anak mereka juga berpotensi carrier. Dan ini menunjukkan, bahwa kebijakan membuka kembali sekolah bukan semata-mata kemauan pemerintah," tegas Kasek SMAN 1 Blitar, Johan Edy Prastiwo kepada detikcom, Selasa (18/8/2020).
Di SMAN Blitar sendiri ada 31 kelas. Dengan rincian 10 kelas 1, 11 kelas 2 dan 10 kelas 3. Mereka akan menjalani proses belajar tatap muka ini selama empat jam, tanpa waktu istirahat.
Berbeda dengan yang terjadi di SMK Islam Blitar. Hampir semua kelas terisi rata sebanyak 10 siswa. Kasek SMK Islam Kota Blitar, Solikin mengatakan, orang tua yang sudah mengembalikan surat undangan masuk, tetap mengizinkan anaknya masuk sekolah hari ini.
"Alhamdulillah, rata-rata per kelas 10 siswa. Sesuai dengan undangan yang kami sebar ke orang tua siswa. Ada sih yang hari ini tidak masuk, padahal ya mengumpulkan surat persetujuan. Tapi jumlahnya tidak banyak, hanya 4," pungkasnya.