Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyebut ngawur soal deklarasi putra sulungnya, Fuad Benardi sebagai Bakal Calon Wakil Wali (Bacawawali) Kota Surabaya. Pengamat menilai respons Risma adalah respons kekagetan seoarang ibu.
"Kalau respons seperti itu, berarti Bu Risma yang seorang ibunya Mas Fuad merasa kaget alias gak tahu kalau anaknya punya ambisi itu," kata Surokim Abdussalam selaku Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura kepada detikcom Senin (17/8/2020).
Selain menilai Risma tidak tahu akan deklarasi yang dilakukan anaknya, Surokim menyebut jawaban Risma bukti bahwa apa yang dilakukan oleh Fuad hanya lelucon saja.
"Seperti dagelan saja ya yang dilakukan Mas Fuad. Jadi Bu Risma kalau pun akhirnya tahu, menganggap itu lelucon dan dagelan saja yang dilakukan anaknya," jelasnya.
Surokim juga melihat respons Risma menunjukkan bahwa orang nomer 1 di Surabaya tersebut tidak pernah diajak konsultasi oleh sang anak, Fuad. Apalagi, menurut Surokim, Risma tidak menunjukkan geliat-geliat untuk membangun suatu dinasti politik.
"Kalau Bu Risma tipikalnya mau membangun dinasti, saya rasa dari dulu Mas Fuad sudah diberi panggung yang banyak. Bukan cuma dikasih Ketua Karang Taruna Surabaya saja," tegas Surokim.
"Jika Risma punya ambisi membangun dinasti, ya sejak awal Mas Fuad sudah beredar namanya. Nah ini kurang beberapa hari saja sebelum pengumuman. Eh tiba-tiba Mas Fuad muncul," lanjutnya.
Dikatakan Surokim, Risma telah memiliki gaco (jagoan) sendiri di Pilwali Surabaya. Saat Fuad mendeklarasikan siap maju sebagai Cawawali, Risma terlihat netral.
"Apa yang dilakukan Mas Fuad ini kan juga berusaha lebih mengerti ke mana kira-kira arah dukungan Bu Risma. Karena selama ini Bu Risma kan tidak secara gamblang mendukung si A atau B. Meski kita tahu siapa yang sering mendapat endorse dari Bu Risma di Pilwali ini," ujarnya.
Meski menilai hal yang dilakukan Fuad adalah dagelan, Surokim menyebut putra sulung Risma itu mendapat keuntungan popularitas. Kini namanya disanding-sandingkan dengan Gibran Rakabuming (Putra Jokowi) yang maju dalam Pilwali Kota Surakarta.
"Dampaknya enak buat Mas Fuad. Langsung terkenal. Jadi tokoh nasional, karena pemberitaannya sampai mana-mana. Sampai disandingkan dengan Mas Gibran," ungkap Surokim.
Dirinya menambahkan, dampak dari popularitas yang naik untuk Fuad, Ketua Karang Taruna Surabaya itu berpeluang menjadi kader unggulan di PDI Perjuangan di masa mendatang.
"Namanya sekarang sudah didengar publik. Dan bisa menjadikan kader utama di PDIP Surabaya. Ya mungkin Pilkada ini dia hanya dagelan, siapa tahu pemilihan selanjutnya dia benar-benar diperhitungkan," pungkasnya.