Video viral petugas urug makam jenazah COVID-19 dengan tangan. Aksi petugas urug makam dengan tangan ini dilakukan petugas BPBD Jember yang dilakukan, Minggu (9/8/2020). Kejadian itu terjadi di Dusun Karangtemplek, Desa Andongsari, Kecamatan Ambulu.
12 Petugas BPBD Jember ber-APD memakamkan seorang warga diduga terinfeksi COVID-19. Petugas yang mengeluarkan peti jenazah COVID-19 itu membawanya ke sebuah lubang makam yang sudah digali warga sebelumnya. Sesaat petugas yang akan memakamkan berdoa sebelum pemakaman. Setelah itu, peti diturunkan ke liang lahat. Namun petugas celingukan saat melihat tidak ada cangkul dan sekop di sekitar lokasi.
Petugas berusaha meminjam alat-alat tersebut ke warga beberapa saat. Namun warga mengaku tidak memiliki cangkul atau sekop. Lantaran usaha meminjam gagal, petugas pun terpaksa mengurug atau menutup makam tersebut dengan tangannya.
"Mungkin warga takut meminjami. Akhirnya petugas pemakaman menguburkan dengan tangan kosong," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo, Jumat (14/8/2020).
Namun menurut Heru, kekhawatiran warga dengan tidak meminjamkan cangkul dan sekop merupakan hal wajar. Karena isu yang berkaitan dengan COVID-19 merupakan hal sensitif di masyarakat.
"Jember memang unik, macam-macam proses pemakaman ini. Tapi kita berusaha agar pihak keluarga tetap tabah dan proses pemakaman dapat berjalan dengan baik. Karena sensitif sekali soal pemakaman menggunakan protokol COVID-19 ini," tukasnya.
Tonton video 'Petugas Urug Makam Jenazah COVID-19 Hanya Bermodal Tangan Kosong':
Salah seorang petugas urug makam dengan tangan menceritakan, saat itu tim pemakaman ini tidak membawa cangkul dan sekop. Sebab, peralatan tersebut dibawa tim lain yang pada saat bersamaan juga memakamkan jenazah dengan protokol COVID-19.
"Kan dibagi dalam dua tim. Kami di Kecamatan Ambulu, dan tim lain di Kecamatan Semboro. Alat cangkul dan sekop dibawa tim lain. Nah, biasanya kita oleh warga dipinjami. Ini tidak. Mungkin warga takut virus Coronanya nempel di cangkulnya," kata petugas yang minta namanya tak ditulis.
Padahal, lanjut dia, cangkul dan sekop selalu disterilkan setelah petugas memakamkan jenazah COVID-19. Namun rupanya warga masih waswas dan takut tertular.
"Sebenarnya aman. Tapi ya karena tidak dipinjami dan dibilang tidak ada, ya sudah, kita pakai tangan biasa. Kita ker-ker (Garuk) tanahnya untuk menutup makam. Padahal sebelumnya yang menggali makam warga sendiri," ungkapnya.
Atas kerja sama semua petugas, pengurugan makam dengan tangan itu selesai dengan sempurna. Proses pemakaman pun jadi lebih lama. Meski demikian, makam itu tertutup sempurna walau pengurugan menggunakan tangan dan kayu-kayu di kedalaman sekitar 1,5 meter dengan lebar 1 meter dan panjang 2,5 meter. Warga sekitar yang ada di lokasi hanya melihat dari jauh.
"Kalau ada cangkul dan sekop, biasanya penguburan itu 15 menit. Ini lama, lebih dari 30 menit. Karena ya pakai tangan itu," ujarnya.