Satgas COVID-19 Kota Malang belum melakukan tracing kepada warga yang mencium jenazah COVID-19 atau pasien probable di Rumah Sakit Tentara (RST) Soepraoen, Kota Malang. Alasannya, menunggu situasi reda pasca kejadian tersebut.
"Tracing belum kami lakukan, karena masih dilakukan pendekatan terhadap keluarga," terang Jubir Satgas COVID-19 Kota Malang dr Husnul Muarif kepada detikcom, Kamis (13/8/2020).
Husnul mengungkapkan, pria berpeci putih yang memeluk jenazah saat peristiwa terjadi dikabarkan masih memiliki hubungan dengan pasien yang meninggal dunia. Meski begitu, pihaknya belum bisa memastikan, karena tracing belum dijalankan.
"Kalau informasinya, itu adiknya. Tetapi kami belum lakukan tracing kepada siapa saja," ungkap Husnul.
Menurut Husnul, situasi yang belum memungkinkan membuat tim dari puskesmas menunda untuk melakukan tracing kepada orang-orang yang diduga berada di lokasi kejadian.
"Perkembangannya bagaimana kami belum tahu, karena yang melakukan tracing teman-teman dari puskesmas. Karena kondisi keluarga masih belum memungkinkan. Jadi tahap awal belum dilakukan tracing kepada siapa saja, menunggu situasi memungkinkan," ungkap Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Malang ini.
Husnul menambahkan, jika pasien meninggal dengan status probable atau pasien dalam pengawasan (PDP). Hal itu berdasarkan pemeriksaan tim dokter ketika pasien menjalani perawatan di RST Soepraoen.
"Meninggal dengan status probable, ketika itu jenazah akan dibawa ke RSSA untuk dilakukan pemulasaran," ujar Husnul.
Seperti diberitakan, beredar video warga Malang memaksa memulangkan jenazah pasien terpapar COVID-19. Dalam video berdurasi 2 menit 42 detik itu tampak seorang warga membuka paksa keranda berisi jenazah.
Peristiwa itu disebut-sebut terjadi di Rumah Sakit Tentara (RST) Soepraoen, Kota Malang pada Sabtu (8/8). Lalu, salah seorang warga sempat membuka kantong jenazah dan menciumi jasad pasien pria berinisial B (58), warga Kedungkandang, Kota Malang itu.