Selama pandemi COVID-19, tak sedikit siswa di Surabaya menghilangkan kejenuhan dengan berkreativitas. Mereka membuat karya yang bisa dimanfaatkan banyak orang.
Seperti yang dilakukan Deninta Vasthy Berliani, siswi kelas 9 SMPN 6 Surabaya. Dia menyulap kulit pisang menjadi produk yang bermanfaat. Baik untuk lingkungan maupun kesehatan.
Gadis yang akrab disapa Deninta ini pencinta pisang goreng. Namun ketika membeli dia sering menemukan kulit pisang yang berserakan di tempat sampah.
Dari apa yang ia pelajari, rupanya kulit pisang yang membusuk dapat mengeluarkan gas metana. Di mana gas tersebut bisa merusak lapisan ozon. Oleh karena itu, dia berinisiatif mengolahnya menjadi pupuk cair untuk tanaman.
"Pupuk cair bisa menggunakan semua jenis kulit pisang, kalau yang saya buat dari kulit pisang ambon sama sunpride karena lebih manis. Kulit pisang tidak ada kolestrol dan pupuk cair ini memiliki kandungan zat besi yang baik untuk tanaman," kata Deninta di rumahnya di Kalijudan Asri, Selasa (11/8/2020).
Untuk mendapatkan sampah kulit pisang, Deninta mengadopsi lima pedagang gorengan atau sampah rumah tangga. Dengan begitu, dia akan lebih banyak membuat pupuk cair.
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat pupuk cair yakni kulit pusang, 600 mililiter air, satu tutup botol EM4 ditambah sedikit gula. Cara membuatnya, kulit pisang dipotong-potong menjadi bagian kecil. Kemudian dimasukkan ke botol bekas. Semua bahan dicampur biasa atau di-blender agar lebih halus.
"Perlu difermentasi tiga sampai empat hari. Tetapi dibuka lima menit buat ngeluarin gas hasil fermentasi. Cara menggunakannya, kulit pisang disaring. Kita membuat sarinya dicampur air lagi, kulit pisang ditaruh di atas tanah biar mengurai," imbuhnya.