Sektor pariwisata Banyuwangi tak bisa dipungkiri mampu menyedot wisatawan. Tak hanya destinasi wisata, tradisi budaya dan kesenian pun menjadi magnet.
Salah satunya yakni aktivitas pelukis di Banyuwangi. Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum Didiet Arief Akhdiat bersama Muhammad Reva, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Timur, memborong lukisan dan melihat langsung aktivitas para pelukis andal Banyuwangi, di Langgar Art.
"Saya tertarik dengan lukisan sejak lama. Makanya di perjalanan dinas kami ini, sekadar mampir untuk memberikan semangat kepada para pelukis di Banyuwangi di tengah pandemi COVID-19 terus berkarya," ujar Didiet Arief kepada wartawan, Minggu (9/8/2020).
Menurut Didiet, pelukis Banyuwangi di tengah pandemi COVID-19 terus berekspresi di kanvas, tak larut dalam pesimisme. Justru pelukis di Banyuwangi melakukan eksperimen mengelola imajinasi dan mengeksploitasi obyek lukisan.
Didiet mengaku terpukau dengan lukisan berlatar belakang pasar ikan di kampung nelayan karya Mozes Misdy. Bahkan saking tertariknya, Didiet membawanya sebagai oleh-oleh karya maestro ini.
"Karya ini menjadi ciri khas pelukis besar Banyuwangi Mozes Misdy layak kita beri apresiasi. Potensi pelukis asal Banyuwangi diakui memiliki karya-karya lukis yang bagus," tambahnya.
Di Langgar Art tidak hanya maestro pelukis Mozes Misdy, namun ada banyak pelukis penerus seperti Windu, N Kojin dan Imam Maskun penggagas Langgar Art.
Menurut Imam, kegiatan para pelukis di Langgar Art, Banyuwangi terus digelar sejak awal pandemi COVID-19. Berbagai karya dan kegiatan melukis on the spot dilakukan. Tentu dengan penerapan protokol kesehatan.
"Kami tak ingin para seniman Banyuwangi berpangku tangan karena pandemi. Makanya kita buatkan tempat untuk memberikan ruang bagi mereka mengekspresikan pemikirannya di kanvas," terangnya.
"Alhamdulillah maestro lukis Banyuwangi, Mosez Misdy turut serta dalam beberapa ajang yang kami gelar. Bahkan beliau bersedia berbagi ilmunya di sini," pungkasnya.