Ketua Tim, Akbar Suwandana menjelaskan, Ramones mampu mendeteksi orang dalam pengawasan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), orang tanpa gejala (OTG) dan pasien positif COVID-19. Rencananya, alat pendeteksi ini akan diletakkan di tempat umum seperti mal, sarana pendidikan, pintu keluar masuk desa, red.
"Karena di sini (tempat-tempat tersebut, red) merupakan tempat penularan yang paling sering terjadi," kata Dana sapaan akrabnya, Rabu (5/8/2020).
Jika Ramones digunakan di mal, teknisnya pengunjung yang akan masuk berdiri dulu di titik pengukuran. Secara otomatis sensor akan bekerja, mulai dari mengukur ketinggian, mendeteksi wajah, hingga mengukur suhu tubuh pengunjung.
"Input dari semua sensor ini akan dimasukkan ke dalam database yg telah terhubung dengan database Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) COVID-19," ujarnya.
Data yang masuk akan langsung dicocokan dengan database BNPB. Jika ditemukan kecocokan akan muncul notifikasi di monitor. Selain itu buzzer alarm pada portal juga akan menyala, otomatis tidak dapat terbuka dan pengunjung tidak bisa masuk.
"Hal ini akan berbeda ketika data yang diterima tidak cocok dengan database BNPB, portal secara otomatis akan langsung terbuka dan pengunjung bisa masuk," jelasnya.
Adanya sistem sensor, Ramones sekaligus dapat mengurangi resiko petugas atau penjaga portal terpapar COVID-19. Dana berharap, alat ini dapat mengurangi kekhawatiran masyarakat yang hendak berkunjung ke tempat umum.
"Dengan kondisi new normal seperti sekarang, semoga alat ini bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat sekitar," pungkasnya.
Tonton video 'Data Terbaru: Top 30 Negara Teraman dari COVID-19, Tak Ada Indonesia':
(fat/fat)