Tradisi Munggah Molo Tandai Naiknya Atap Pasar Legi Ponorogo

Tradisi Munggah Molo Tandai Naiknya Atap Pasar Legi Ponorogo

Charolin Pebrianti - detikNews
Rabu, 05 Agu 2020 13:32 WIB
Munggah Molo masih dijaga warga Ponorogo sebagai salah satu tradisi leluhur Jawa. Sehingga dalam pembangunan Pasar Legi, tradisi ini digelar.
Tradisi Munggah Molo di Ponorogo/Foto: Charolin Pebrianti
Ponorogo -

Munggah Molo masih dijaga warga Ponorogo sebagai salah satu tradisi leluhur Jawa. Sehingga dalam pembangunan Pasar Legi Ponorogo, tradisi ini digelar.

Munggah Molo artinya menaikkan atap. Tradisi upacara adat Munggah Molo digelar dengan memasang sesaji sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan.

"Dipilihnya 5 Agustus karena hari ini wukunya tolu, artinya wahyu dadi, jam 6 hingga 8 itu artinya banyak rezeki, jam 9 hingga 10 artinya wibowo, jam 10 hingga 12 ini artinya guyub rukun, sehingga saya pilih acara mulai jam enam. Dimulai dengan khataman Al-Qur'an, dilanjutkan menyiram molo, memasang paku dan menaikkannya," tutur Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni kepada wartawan, Rabu (5/8/2020).

Berbagai sesajen disiapkan. Mulai dari kendi berisi kembang, paku emas, jajanan pasar dan perlengkapan lain. Diawali dengan penyiraman air kembang di tiang besi, kemudian dilanjutkan dengan menancapkan paku emas di tiang tersebut.

"Melalui upacara adat ini kita memohon doa kepada Allah agar bangunan Pasar Legi Ponorogo bisa benar-benar kokoh. Kokoh secara fisik, juga kokoh dalam menyejahterakan Ponorogo dan warganya," terang Ipong.

Menurutnya, dengan adanya Munggah Molo menandakan bahwa atap dalam waktu dekat akan naik. Pembangunan lanjutan Pasar Legi bagian dalam bisa berjalan lebih cepat.

"Dengan naiknya molo ini, berarti struktur sudah selesai 100 persen," imbuh Ipong.

Ipong menambahkan, tinggal penyempurnaan interior dan eksterior serta mechanical engineering. Bangunan ini pun disebut-sebut sebagai gedung hijau. Karena lengkap dengan pencahayaan dan sirkulasi udara.

"Selanjutnya tinggal finishing saja. Seperti memperhalus tembok, pekerjaan kelistrikan, pengecatan dan sebagainya. Jadwalnya selesai 31 Desember dan saya yakin itu bisa dipenuhi," tukas Ipong.

Anggaran pembangunan kembali gedung Pasar Legi mencapai Rp 180 miliar. Sebanyak 96 persen anggaran berasal dari APBN dan sekitar 4 persen dari APBD Kabupaten Ponorogo.

Anggaran dari APBD Ponorogo akan dibelanjakan untuk pengadaan genset dan cool storage atau pendingin raksasa, untuk para pedagang daging dan ikan basah.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.