.webp)
Meski begitu, perjalanan perobohan pagar tembok itu cukup alot. Putusan pengadilan yang sudah tiga bulan lalu tak diindahkan pemagar tembok, Mistun. Padahal surat peringatan sudah dilayangkan tiga kali.
Pada hari perobohan tembok pun, masih ada tentangan dari Mistun. Tentangan itu berasal dari warga yang bersimpati kepada Mistun. Sebelum tembok dirobohkan, mereka melakukan aksi unjuk rasa.
 Foto: Charolin Pebrianti |
Massa warga Desa Gandu Kepuh, Kecamatan Sukorejo itu menganggap tanah tempat pagar tembok itu berdiri merupakan tanah Mistun. Dalam aksinya, simpatisan Mistun membawa poster serta lembaran kertas berisi bukti berupa surat pernyataan bagi waris dan denah tanah tersebut.
"Surat bagi waris sudah jelas gambarnya masih ada jalan. Kalau toh ada peta desa mana mungkin ditulis. Riwayat mbah-mbah dulu ada pagar suru (pagar tanaman) posisi tanah ini yg menyatakan tanahnya almarhum Pak Toeran (bapak Mistun)," tutur Nurcahyo, korlap warga simpatisan Mistun kepada wartawan, Rabu (29/7/2020).
Selain membawa bukti, massa warga simpatisan Mistun juga membawa beberapa poster yang berisi dukungan kepada Mistun. Di antaranya berisi 'Bu Mistun bukan orang jahat, Tenang Bu Mistun Warga Sawahan mendukungmu' dan yang lain.
Namun aksi protes warga tersebut tak menghalangi pembongkaran tembok. Bahkan pagar tembok tersebut dibongkar sendiri oleh simpatisan Mistun. Mereka secara bersama-sama merobohkan tembok yang menghadap ke rumah Mistun.
Perobohan tembok itu juga menjadai atensi Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni. Ipong datang ke lokasi. Ipong lalu mendamaikan mereka.
"Bu mistun punya itikad baik, Pak Wisnu dan Pak Budi bisa berubah dan guyub dengan masyarakat sini," jelas Ipong.
Tonton video 'Tembok Pagar yang Memblokade Rumah Wisnu Dibongkar':
(iwd/iwd)
