.webp)
"Kami juga ingin anak-anak itu tertangani dengan baik, kami secara institusi tidak bisa menolak tawaran gubernur. Dan juga sebenernya kita di rumah sakit Ponorogo sudah nyaman. Artinya dekat dengan pondok hanya kami khawatir perhatian gubernur kepada pondok ini, takutnya kalau kita menolak dianggap mengabaikan, menolak itu ndak enak," tutur Jubir Satgas COVID-19 Gontor, M. Adib Fuadi Nuriz kepada wartawan, Senin (13/7/2020).
"Intinya kita tidak bisa menolak tawaran beliau, beliau kepala daerah yang memiliki perhatian begitu besar terhadap pesantren," ujar Adib.
Adib menjelaskan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Satgas COVID-19 Jatim. Mulai dari rumah sakit seperti apa serta penanganannya bagaimana.
"Kita sudah koordinasi dengan satgas yang ada di Jatim. Tim kami juga sudah melihat langsung bagaimana rumah sakitnya. Kalau di Surabaya tempatnya lebih bagus, kenapa tidak kita terima saja, begitu," terang Adib.
Disinggung soal jika nanti ada penambahan kasus baru, pihaknya masih mempertimbangkan apakah pasien tersebut dikirim ke RS Surabaya atau tidak.
"Ya, kita pertimbangkan juga, di sana masih nerima apa tidak," imbuh Adib.
Soal kepindahan 11 santrinya, Adib menjelaskan mereka berangkat ke Surabaya, Minggu (12/7) malam. Setibanya di RS Surabaya, para santri langsung menempati ruang perawatan masing-masing.
"Mereka (para santri) kita bekali handphone, para wali santri juga tahu atas kepindahan mereka. Sebelum berangkat sudah kita kabari," tukas Adib.
Sementara Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni menambahkan pihaknya hari ini melaksanakan rapid test kepada 500 santri. Sedangkan hasil rapid test pada Jumat (10/7) lalu, 9 santri reaktif dan hari ini diambil swab untuk pemeriksaan PCR.
Tonton video 'Penularan Covid-19 Mengganas, WHO Masih Optimis Terkendali':
"Atas kesepakatan Bupati, Gubernur, Kapolda, Pangdam dan Pimpinan Pondok, 11 santri yang kemarin dinyatakan positif, perawatannya dialihkan ke RS Darurat Indrapura Surabaya," tandas Ipong.
Ponpes Gontor menyebut saat ini ada 100 dokter alumni Pondok Modern Darussalam Gontor yang tergabung dalam Ikatan Dokter Alumni Gontor (IDAGI) turut membantu memperkuat sistem dan mekanisme pencegahan dan percepatan penanganan COVID-19. Para dokter itu akan dihubungi saat penghuni ponpes membutuhkan penanganan.
"Selain memberikan saran dan masukan yang substansial dalam pencegahan dan percepatan penanganan COVID-19, mereka juga memberikan panduan untuk langkah-langkah strategis bagi Gontor dalam peningkatan kesehatan santri baik dalam jangka panjang," imbuh Adib. (fat/fat)
