Tahun Ajaran Baru Sistem Daring, Koneksi Buruk hingga Belum Bisa Konek

Tahun Ajaran Baru Sistem Daring, Koneksi Buruk hingga Belum Bisa Konek

Esti Widiyana - detikNews
Senin, 13 Jul 2020 09:53 WIB
orangtua mendampingi anaknya belajar daring
Orangtua dampingi anak belajar daring (Foto: Esti Widiyana/detikcom)
Surabaya -

Hari pertama Tahun Ajaran Baru 2020-2021 serentak mulai SD, SMP, SMA/SMK negeri maupun swasta, Senin (13/7/2020). Di Surabaya masih menggunakan sistem daring atau online. Sebab Kota Surabaya masih zona merah. Kesulitan dan kendala masih dialami para orangtua.

Para siswa bersiap memulai pelajaran. Salah satunya siswa SD Kemala Bhayangkari kelas 1, Bilqis Sakhila. Dengan pakaian rapi layaknya belajar di sekolah, Bilqis tak sabar ingin menyapa teman barunya dan memulai pelajaran.

Sayangnya, hal itu tak bisa dirasakan Bilqis di hari pertama sekolah. Karena koneksi internet tidak bisa tersambung hingga pelajaran selesai. Kurang lebih 1 jam lamanya menunggu bisa terkoneksi internet. Saking lamanya menunggu tersambung daring, Bilqis pun akhirnya makan cemilan hingga melihat youtube.

"Daringnya sudah selesai, nggak bisa masuk tadi. Bosen nunggu lama nggak bisa masuk zoomnya," kata Bilqis kepada detikcom, Senin (13/7/2020).

Padahal, hari ini adalah hari yang dinantikan Bilqis. Meski sempat bingung, namun dia tetap semangat untuk belajar lewat daring besok Selasa (14/7).

"Bingung nggak bisa masuk zoom. Padahal sudah siap ikut pelajaran di hari pertama," ujarnya.

Sementara wali murid dari Bilqis, Nila Ardiani warga Simo Rejo mengatakan, untuk Dispendik Surabaya seharusnya perlu adanya gladi bersih. Agar saat sekolah daring sudah dimulai, semuanya akan lancar dan tidak ada kendala.

"Mungkin bisa masuk sekolah seperti biasa, tapi dibagi muridnya, bisa seminggu dua kali masuk. Karena kelas satu kan masa transisi dari TK ke SD, gurunya perlu tatap muka langsung mengajarkan secara langsung. Secara kan kelas satu perlu lebih mengasa membaca, menulis, berhitung," kata Nila.

Jika hanya pemberian tugas secara daring, akhirnya yang jadi guru siapa, jika bukan orang tuanya. Apalagi jika wali muridnya harus bekerja.

Dia juga mengeluhkan sekolah swasta yang tetap membayar SPP tanpa ada potongan. "Terus yang sekolah swasta kan SPP-nya bayar, tidak ada potongan dan itu masih bayar. Orang tua jadinya nyari solusi lain dengan ngelesin si anak dan itu pastinya biaya lagi," ujarnya.

Sementara Tri Putra Aditya, siswa SMPN 9 justru belum memulai belajar daring. Dia harus menunggu informasi selanjutnya kapan belajar daring dimulai.

"Belum hari ini, katanya menunggu info lanjutan," kata Adit.

Sebenarnya, Adit sangat menginginkan belajar di sekolah secara normal. Sebab, dia sudah sangat merindukan teman-temannya di sekolah untuk belajar bersama.

"Bosen, pingin bareng sama temen-temen lagi di sekolah. Kalau belajar lewat hp malah nggak bisa fokus," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.