"Masih kami selidiki sampai saat ini dan ini juga dibantu sama Resmob Polrestabes," kata Kanit Reskrim Iptu Didik Ariawan kepada detikcom, Sabtu (11/7/2020).
Didik menambahkan tak hanya masih memburu, pihaknya juga telah memeriksa keterangan sejumlah saksi. Terutama seorang pembantunya yang saat itu sedang berada di rumah saat perampokan.
Dikatakan Didik, dalam keterangan pembantu, saat masuk rumah komplotan itu mengaku sebagai polisi. Saat itu para perampok berdalih ingin menggeledah narkotika rumah.
"Mereka (komplotan perampok) ngakunya dari polisi narkotika. Ada 2 orang yang masuk rumah, yang 3 jaga di depan rumah," tuturnya.
Karena mengaku polisi yang menggeledah narkoba, lanjut Didik, pembantu rumah itu pun hanya bisa diam. Alhasil perampok itu berhasil menggasak dengan leluasa sejumlah uang dan barang berharga.
"Pembantunya nggak sampai disekap, tapi cuma disuruh diam karena ngaku polisi tadi," terang Didik.
Meski mengaku polisi yang ingin menggeledah, Didik juga menyebut perampok tidak membawa pistol. Tapi dia membenarkan mereka membawa linggis.
"Bukan (bawa pistol). Tapi memang bawa linggis tapi gak ditodongkan seperti kabar sebelumnya," tandasnya.
Sebuah rumah di Surabaya didatangi komplotan perampok. Seorang pembantu perempuan berusia 50 tahun sempat diancam menggunakan linggis. Rumah tersebut berada di Jalan Rangkah Gang 1 No 45 RT 02 RW 07, Kecamatan Tambaksari. (fat/fat)