Khofifah Sebut Ikan Kerapu Lamongan Potensial Diminati hingga Luar Negeri

Khofifah Sebut Ikan Kerapu Lamongan Potensial Diminati hingga Luar Negeri

Hilda Meilisa - detikNews
Kamis, 09 Jul 2020 15:32 WIB
Khofifah Sebut Ikan Kerapu Lamongan Potensial Diminati hingga Luar Negeri
Foto: Istimewa
Lamongan - Gubernur Khofifah Indar Parawansa memberikan penguatan pada petani tambak di Kampung Kerapu Desa Labuhan, Kecamatan Brondong, Lamongan. Khofifah menyebut ikan kerapu asal Lamongan potensial untuk diminati hingga ke luar negeri.

"Potensi ikan kerapu ini sangat besar. Kita ingin agar dengan produktivitasnya dimasifkan dan dengan produktivitas yang masif diharapkan dapat memberikan ketahanan ekonomi terutama di tengah pandemi COVID-19," kata Khofifah dalam siaran pers yang diterima detikcom di Surabaya, Kamis (9/7/2020).

Khofifah yang mendampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo juga melakukan panen dan menebar benih ikan kerapu. Khofifah juga sempat melihat langsung pengembangan sentra budidaya kerapu dan memberi penguatan bagi para petani tambak di tengah adanya pandemi COVID-19.

Saat ini, produksi ikan kerapu di Lamongan mencapai 599 ton per tahun. Menurut Khofifah, dengan lahan seluas 270 hektar, produktivitas ikan kerapu di sana harus terus ditingkatkan.

Tak hanya itu, Khofifah menyebut ada pasar potensial di luar negeri seperti di China, Hongkong, Taiwan, dan Korea. Dengan peningkatan kualitas dari produk tambak ikan kerapu di Lamongan, diharapkan potensi pasar luar negeri mampu dipenuhi.

Di kesempatan yang sama, Menteri KKP Edhy Prabowo mengatakan pertumbuhan ekspor ikan kerapu meningkat sampai 5 persen. Budidaya ikan kerapu ini akan terus didorong pihaknya.

"Ikan Kerapu ini dulu ikan liar di Indonesia. Indonesia menjadi negara pertama yang bisa memperbanyak Ikan Kerapu dengan membudidayakan. Budidaya tidak hanya dari anakan, tetapi bisa diperbanyak," jelasnya.

Edy menambahkan permintaan ikan kerapu di dunia sangat tinggi dan harganya mahal. Namun permintaan tersebut harus dalam kondisi ikan hidup.

"Kalau hidup nilainya mahal, kalau mati nilainya jatuh," pungkas Edhy. (hil/fat)

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.