Rumah Sakit di Lamongan Jadi Lokasi Uji Klinis Obat COVID-19 Unair

Rumah Sakit di Lamongan Jadi Lokasi Uji Klinis Obat COVID-19 Unair

Eko Sudjarwo - detikNews
Kamis, 09 Jul 2020 15:21 WIB
RS di lamongan jadi uji klinis obat covid-19
Foto: Eko Sudjarwo
Lamongan - Lamongan menjadi salah satu multi center study uji klinis obat COVID-19 yang ditemukan oleh Universitas Airlangga (Unair) bekerjasama dengan BIN dan BPOM. Rumah sakit di Lamongan menjadi prioritas bersama RS di Kediri, Pemkot Surabaya, dan RSPAD.

Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga dr Purwati mengatakan RS di Lamongan menjadi prioritas bersama RS di Kediri, Pemkot Surabaya, dan RSPAD. Purwati menjelaskan hasilnya telah dilaporkan kepada BIN untuk selanjutnya ditindaklanjuti oleh BPOM dan Kementrian Kesehatan. Surat persetujuan pelaksanaan uji klinis secara nasional, kata Purwati, sudah turun dari Kepala BPOM ke Rektor UNAIR pada Jumat minggu lalu.

"Di masa pandemi seperti ini yang dapat kami lakukan yakni membuat pintasan untuk mencari obat, karena kalau membuat obat baru memerlukan proses yang panjang, oleh karena itu kami meneliti obat yang sudah beredar, yang selama ini belum diketahui efek antivirusnya melalui serangkaian uji laboratorium. Kami menggunakan sampel virus COVID-19 yang menjangkit di Indonesia dan 14 regimen obat (6 senyawa tunggal dan 8 kombinasi)," ungkap Dr. Purwati saat audiensi dengan Bupati Lamongan Fadeli di ruang kerja Bupati Lamongan, Kamis (9/7/2020).

Purwati menjelaskan uji pertama yakni uji toksisitas apakah obat yang akan dipakai itu toksis atau tidak untuk sel tubuh manusia. Uji kedua, lanjut Purwati, yakni meneliti potensi obat yang digunakan tersebut seberapa besar daya bunuhnya terhadap virus dan yang ketiga meneliti efektivitas obat sebesarapa besar dan berapa lama berefek terhadap penghambatan dan penurunan jumlah virus.

"Dari 14 regimen obat tersebut ditemukan 5 kombinasi regimen obat yang mempunyai potensi dan efektivitas yang cukup bagus untuk menghambat virus masuk ke dalam sel dan membantu menurunkan perkembangbiakannnya di dalam sel. Hasilnya dapat diikuti bertahap dari 24 jam, 48 jam dan 72 jam jumlah virus berkurang hingga tidak terdeteksi (undetected)," jelasnya.

Saat ini, imbuh Purwati, ia bersama tim telah membawa 100 obat yang akan diuji di Lamongan. Uji ini, ungkap Purwati, nantinya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Lamongan.

Tonton juga 'Lamongan Jadi Zona Merah Setelah Ditemukan 10 Warga Positif Corona':

[Gambas:Video 20detik]

Bupati Lamongan Fadeli menyambut baik hal tersebut. Fadeli berharap hal ini akan memberi kabar baik yang selama ini ditunggu oleh masyarakat.

"Terimakasih atas upaya yang telah dilakukan oleh UNAIR, BIN, BPOM dan Kementerian Kesehatan. Semoga dengan adanya uji klinis ini segera ditetapkan obatnya dan dapat diproduksi massal sehingga dapat memutus mata rantai penularan COVID-19 di Indonesia," ungkap Fadeli. (iwd/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.