Salah seorang pembudidaya ikan Kerapu yang meminta agar Labuhan dijadikan wilayah budidaya kerapu tersebut adalah Karno. Karno mengatakan permintaan ini seiring dengan banyaknya pembudidaya ikan kerapu di desa yang ada di wilayah Pantura Lamongan ini.
"Kami juga memohon petunjuk dari Pak Menteri karena kami masih kesulitan untuk menjual hasil budidaya karena banyaknya aturan untuk ekspor ikan," kata Karno saat tanya jawab dengan Edhy Prabowo.
Selain meminta adanya kemudahan ekspor ikan kerapuh, Karno dan para petani lainnya juga meminta agar pengurusan ijin bagi petambak ikan kerapu dipermudah.
"Ada 21 perizinan yang harus ditempuh untuk bisa menjadi petambak kerapu, maka kami meminta agar pemerintah menyederhanakan proses perizinan ini," kata Masudi, petani budidaya kerapu lainnya.
Menanggapi permintaan petani, Edhy mengatakan sejak pintu ekspor ikan Kerapu dibuka, ekspor ikan kerapu Indonesia saat ini naik 5 persen. Ikan kerapu, menurut Edhy, akan mahal harganya jika dijual dalam keadaan hidup, untuk itu langkah pertama yang dilakukan adalah menggaet pembeli ikan kerapu ke indonesia dan ke depan agar pembeli ikan menyiapkan kapalnya untuk mengangkut ikan.
"Kami sudah melakukan perapian aturan-aturan yang ada. Kementerian Kelautan dan perikanan juga sudah membuat MoU dengan Kapolri dan sepakat jika ada kekurangan perizinan hanya diberikan pembinaan dan KKP juga membuat kesepakatan dengan Kejaksaan," jelasnya.
Terkait kunjungan ini, Edhy menyatakan kunker ini adalah untuk mengetahui kendala yang dihadapi para petambak kerapu, terutama di Lamongan. Kementerian, kata Edhy, juga ada kemudahan untuk para petambak untuk memperoleh modal dari Bank.
"Kementerian sudah memberi banyak kemudahan dalam hal modal karena hanya dibebani bunga 3 persen pertahun," ungkapnya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Menteri Kelautan dan Perikanan yang tetap memperhatikan kesejahteraan para Petambak. Untuk itu, Khofifah juga meminta kepada Menteri KKP agar sering berkunjung ke Jawa Timur untuk memberikan penguatan kepada petani Tambak ikan Kerapu, terutama di Lamongan.
"Di tengah-tengah pandemi ini kami berterima kasih kepada Menteri KKP masih melaksanakan kunker di wilayah Jatim, dengan kehadiran Menteri KKP dapat memberikan semangat bagi para nelayan dan pembudidaya," ungkapnya.
Sementara, Bupati Lamongan Fadeli mengungkapkan, 60 persen wilayah Lamongan merupakan wilayah sawah dan tambak yang dibelah oleh Bengawan Solo. Terkait budidaya ikan kerapu, Fadeli menyebut harus terus dikembangkan karena hasil pertahunnya sangat kecil.
"Lamongan ada 5 TPI dalam penjualan hasil ikan laut, bagi pembudidaya, pengerukan tambak sangat diperlukan bagi nelayan," jelasnya.
Sebelum berdialog, Edhy Prabowo juga melaksanakan peninjauan tambak ikan kerapu. Rombongan Menteri KKP juga berkesempatan untuk melakukan penebaran benih ikan kerapu bersama dengan Gubernur Jawa Timur dan Bupati Lamongan. Edhy Prabowo juga melakukan penyerahan pinjaman modal kerja oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI kepada kelompok budidaya ikan Lamongan. (iwd/Eko Sudjarwo)