"Mereka dilakukan reschedule atau relokasi pada tanggal 20-29 Juli. Sehingga, tetap mereka mempunyai kesempatan untuk mengikuti ujian," kata Junaidi, Selasa (7/7/2020).
Sedangkan tempat reschedule atau relokasi tes tetap di Surabaya. Junaidi mengatakan, relokasi dapat dilakukan di luar Surabaya jika dirasa tidak memungkinkan dan dari satgas COVID-19 daerah asal tidak mengizinkan untuk mobility siswa tersebut.
Namun, Unair pastinya menjalin kerja sama dengan UTBK daerah lain sebagai relokasi. Misalnya dari Madiun 10 orang, Nganjuk dua orang, Kertosono 15 orang.
"Kita cari tempat di tengah sehingga mereka bisa lakukan mobilitas menuju tempat ujian. Tapi kalau dilihat jumlah peserta yang hadir hari pertama itu rata-rata 92,38% hari kedua 90,21% ya sebenarnya ya ndak banyak mereka yang ndak diberikan kesempatan mobilitas itu. Semua kebijakan dari LPMT pusat. Kita siap saja," jelasnya.
Junaidi menjelaskan, jika terdapat peserta dengan hasil positif swab, kemungkinan masih bisa mengikuti tes gelombang kedua. Pihaknya sudah menghitung sampai hasil swabnya keluar.
"Hitungan kita itu sampai hari terakhir tanggal 14 ujiannya, kalau sampai tanggal 14 baru terpapar dan reaktif atau positif swab. Maka, saat isolasi di-treatment dengan baik dan 14 hari kemudian sudah negatif," ujarnya.
"Kalau kita hitung masih tanggal 28 hasil swab keluar dengan hasil negatif masih bisa ikut gelombang dua. Maka harus ada semangat untuk mereka tetap menjaga kesehatan mereka, menjaga ketahanan tubuh mereka dengan asupan yang cukup dan isolasi. Jangan mikir dan khawatir tidak bisa ikut ujian dan sebagainya," pungkasnya. (iwd/iwd)