Rekaman CCTV gerombolan pesepeda atau goweser mengeroyok seorang pelajar SMK tengah viral di media sosial. Korban menceritakan kronologi sampai dirinya dikeroyok para pelaku.
Korban pengeroyokan gerombolan goweser tersebut adalah Moch Firdaus (19), warga Desa Sebani, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo. Firdaus merupakan siswa kelas XII di SMK Raden Patah, Jalan Mayjen Sungkono, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Dia baru lulus tahun ini.
Firdaus mengatakan semula dia dalam perjalanan menuju ke sekolahnya di SMK Raden Patah pada Senin (6/7) pagi. Dia seorang diri mengendarai sepeda motor Honda BeAT hitam bernopol S-5511-TA.
Saat melaju dari arah Rolak Songo ke SMK Raden Patah atau dari timur ke barat, dia bertemu dengan gerombolan goweser di simpang tiga Jatikulo, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto. Di situlah persoalan dimulai.
"Rombongan pesepeda itu bergerombol menyebabkan kemacetan. Saya dahului di pertigaan Jatikulon, terus saya bilang ke mereka 'minggir, Bos'. Kemudian saya melanjutkan perjalanan ke SMK Raden Patah," kata Firdaus setelah dimintai keterangan polisi di Mapolsek Magersari, Jalan Raya Bypass, Mojokerto, Selasa (7/7/2020).
Sampai di depan sekolahnya sekitar pukul 09.00 WIB, Firdaus berhenti di tepi Jalan Mayjen Sungkono. Tepatnya di dekat simpang 3 SMK Raden Patah.
Saat itu dia menelepon temannya untuk bersama-sama masuk ke sekolah. Firdaus hendak meminta tanda tangan ke pihak sekolah terkait pengambilan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
"Tiba-tiba dari belakang datang pesepeda yang saya tegur tadi mencekik leher saya. Dia bilang, 'kamu nantang saya?'. Saya jawab aku ngasih tahu kalau minggir bos. Saya dipukuli di situ, saya coba melepaskan cekikannya. Helm saya dilepas paksa, lalu dilemparkan ke kepala saya," terangnya.
Tonton video 'Jadi Tersangka Pengeroyokan, Saddil Ramdani Dikenai Wajib Lapor!':
Ia menjelaskan gerombolan goweser lebih dari 10 orang. Firdaus memperkirakan hanya tiga pesepeda saja yang mengeroyok dirinya. Mereka bertubuh tinggi dan kekar. Dia mengaku tidak kenal para pelaku.
Para pelaku mencekik leher dan melayangkan beberapa kali bogeman ke tubuhnya. Pukulan para pelaku mengenai perut dan pundak kanannya. Bahkan salah satu pelaku melemparkan helm miliknya hingga mengenai kepalanya.
"Saat ini perut saya, masih sakit. Pundak lebam," terangnya sembari menunjukkan luka memar di pundak kanannya.
Firdaus telah melaporkan aksi anarkistis para goweser yang menimpanya ke Polsek Magersari, Senin (6/7), sekitar pukul 13.00 WIB. Hari ini dia kembali dimintai keterangan oleh polisi.
"Harapannya semoga para pelaku cepat ditangkap dan dihukum seberat-beratnya," cetusnya.
Kapolsek Magersari Kompol M Sulkan menuturkan, untuk sementara, pengeroyokan siswa kelas XII SMK Raden Patah itu dipicu arogansi para goweser yang tidak terima ditegur korban. Pihaknya masih menyelidiki motif pengeroyokan karena baru mendapatkan keterangan sepihak dari korban.
"Keterangan korban di pertigaan Jatikulon dia ketemu rombongan gowes yang indikasinya menutup jalan. Dia bilang 'minggir, Bos'. Kemudian dia melanjutkan perjalanan. Sampai di pertigaan Raden Patah, dia berhenti sebentar. Ternyata disusul goweser tadi dan terjadi insiden itu," jelasnya.
Saat ini polisi masih mengidentifikasi para pelaku pengeroyokan tersebut. Salah satunya menggunakan bukti rekaman CCTV dari SMK Raden Patah.