Warga Suku Tengger tetap menggelar Yadnya Kasada di tengah pandemi Corona. Puncak ritual berlangsung di Pura Ponten dini hari tadi.
Pura tersebut berada di lautan pasir Gunung Bromo. Biasanya, ritual utama tersebut bisa disaksikan warga luar Suku Tengger dan wisatawan. Namun kali ini berbeda karena adanya wabah Corona.
Ritual di pura tersebut berlangsung tertutup. Hanya boleh diikuti warga Suku Tengger dari 4 kabupaten. Yakni Kabupaten Malang, Lumajang, Pasuruan dan Probolinggo. Bahkan, wartawan pun tidak diizinkan masuk. Aturan itu diterapkan untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Setelah ritual utama selesai, warga berbondong-bondong ke bibir kawah Gunung Bromo. Melempar sesaji yang mereka bawa.
"Berbeda dengan Kasada tahun lalu, sekarang tertutup bagi orang luar, karena ada wabah COVID-19. Di Kasada kita kirimkan makanan ke leluhur, dengan larung sesajen berupa palawija dan palawiji ke kawah Gunung Bromo, berharap hasil tanam melimpah tahun depan melimpah," ujar Heniwati, warga Suku Tengger dari Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan.
Perayaan Yadnya Kasada berawal dari cerita rakyat Suku Tengger yang mengkisahkan Roro Anteng dan Koko Seger. Keduanya pasangan suami istri. Joko Seger merupakan anak manusia yang berwibawa dan berbudi luhur. Sedangkan Roro Anteng merupakan titisan dewi.
Pasangan suami istri tersebut lama tidak mempunyai keturunan. Akhirnya mereka bertapa dan berjanji pada Sang Hyang Widi, jika mempunyai anak banyak, maka anak yang terakhir akan dikorbankan ke kawah Gunung Bromo.
Kemudian setelah dikaruniai banyak anak, buah hati terakhir mereka hilang di Gunung Bromo. Menurut Wageri, salah satu dukun Pandita dari Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, sebagai bentuk penghormatan warga Tengger Bromo, mereka mengorbankan hasil bumi ke kawah Gunung Bromo pada Bulan Kasada.
"Ritual Hari Raya Kasada atau Pujan Kasada mengingatkan kita ke leluhur, untuk memberikan sesajen hasil bumi, agar diberikan hasil panen melimpah yang akan datang, dan diberi keselamatan dan kesehatan," jelas Wageri saat dikonfirmasi di Pura Ponten.
Ia berharap, ke depan warga lebih tenteram, damai dan hasil pertanian bisa melimpah. Dalam upacara tersebut juga dikukuhkan 3 dukun untuk memimpin perayaan kasada tahun berikutnya dari 2 desa. Yakni Desa Sapi Kerep dan Desa Kertawani.