Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan pemerintah pusat saat ini tengah mengerjakan proyek pembangunan JLS sepanjang 18 kilometer mulai dari Prigi Trenggalek hingga perbatasan Tulungagung.
"Untuk sekarang pengerjaannya masih cut and fill, jadi ada penggalian dan pengisian untuk membentuk jalan yang aman dan nyaman bagi pengendara. Tapi untuk daerah ini lebih banyak penggaliannya," kata Emil Elestianto Dardak saat meninjau pembangunan Jalur Pansela di Trenggalek, Sabtu (4/7/2020).
Menurutnya dalam tahap awal pembangunan ini, dinilai cukup berjalan dengan lancar. Pihaknya berharap pengerjaan mendapatkan penuh dari semua pihak termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, sehingga bisa terselesaikan sesuai dengan target dari pemerintah.
"Kebetulan yang sedang dibangun ini berada di lahan Perhutani, kami ingin memastikan bahwa pembangunan tidak hambatan. Kami senang progresnya berjalan dengan lancar," ujarnya.
Emil berharap tersambungnya Jalur Lintas Selatan dari Trenggalek hingga Tulungagung akan membawa dampak positif terhadap perkembangan perekonomian di kawasan pesisir selatan Jawa Timur. Sehingga arus distribusi barang dan hasil bumi maupun laut dari pesisir selatan akan lebih mudah.
"Kalau selama ini 50 persen ekonomi Jatim di terfokus di Surabaya raya, nah dengan adanya Jalur Pansela akan semakin tumbuh dan menjadi penyokong perekonomian di Jawa Timur," ujar Emil
"Justru dengan pandemi COVID-19 ini semakin menyadarkan bahwa ekonomi selatan ini penting sekali," Imbuhnya.
Emil menjelaskan pada ruas Trenggalek-Tulungagung juga akan dibangun rest area yang tepat berada di atas perbukitan dan berhadap-hadapan dengan laut di wilayah Trenggalek dan Tulungagung.
"Ini tentu akan menarik, bisa kita lihat di sebelah barat laut Trenggalek dan sisi timur laut Tulungagung. Ini berada di puncak," imbuhnya.
Sementara itu Manajer Proyek JLS Lot 6 PT PP (Persero) Andriasmoko, mengatakan pada proyek JLS sepanjang 18 kilometer tersebut, pemerintah pusat menggelontorkan anggaran senilai Rp 471 miliar. Pihaknya berharap proses pembangunan mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Trenggalek maupun Tulungagung selaku pemangku wilayah.
"Untuk sekarang pekerjaan masih dominan pengerjaan tanah, mudah-mudahan di musim kemarau ini bisa kami laksanakan dengan baik. Untuk target pelaksanaan pekerjaan sesuai kontak selama tiga tahun, tapi kalau ada dukungan penuh dari pemerintah daerah kami bisa lebih cepat lagi," kata Andriasmoko.
Dijelaskan pada tahap awal pengerjaan ini beberapa tantangan, salah satunya terkait kontur tanah yang sebagian besar berada di lereng pegunungan, sehingga pihaknya harus ektra hati-hati agar dapat membentuk trase jalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
"Kemudian, karena ini adalah lahan milik perhutani , kami akan lebih intensif lagi koordinasi dengan pihak Perhutani," ujarnya. (iwd/iwd)