Kebijakan yang terkesan mendadak ini membuat ratusan calon peserta UTBK berbondong-bondong mendatangi lab maupun RS untuk melakukan rapid test. Salah satunya jujugan adalah RS Husada Utama (RSHU).
Dari pantauan detikcom, terlihat antrean yang mengular di area parkir belakang RSHU tempat rapid test digelar. Namun, ratusan calon peserta UTBK kecewa karena kuota yang diberikan sudah habis. Yakni sebanyak 500 kuota rapid test.
Salah satu calon peserta UTBK dari Pandaan, Kharisma Frigianto mengaku kebijakan rapid test ini terkesan mendadak. Sebab, setelah mendapatkan informasi mengenai aturan tersebut, semalam dia langsung ke Surabaya dan hari ini melakukan rapid tes.
"Tahunya kemarin malam, ke sini buru-buru karena pemberitahuannya juga dadakan. Kaget, sebenarnya juga keberatan. Tapi karena saya ingin mengikuti UTBK, jadi saya turuti saja aturannya," kata Kharisma kepada detikcom, Jumat (3/7/2020).
Gadis berusia 18 tahun ini juga mengaku keberatan karena harus mengeluarkan biaya tambahan untuk rapid test. "Keberatan, tapi mau bagaimana lagi," ujarnya.
Sementara Humas RSHU, Redita Putri Iriani mengatakan, untuk melakukan rapid test, calon peserta harus membawa KTP, kartu peserta UTBK, dan membayar biaya sebesar Rp 175.000. Untuk hari ini RSHU menyediakan kuota 200.
"Nyediainnya ada sekitar 500. Untuk hari ini mau disetop dulu sampai 200 sedangkan hari ini hari pendek ya. Dibuka sampai kapan kurang tau, tapi dari RSHU nyediain 500," kata Redita.
Jika terdapat calon peserta UTBK dengan hasil reaktif akan disarankan konsultasi dengan dokter atau bisa langsung tes swab. (iwd/iwd)