Aksi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersujud di hadapan IDI jadi bahan perdebatan di media sosial. Ada yang mendukung Risma, menganggap Ketua DPP PDIP itu bertindak demi kepentingan warga Surabaya. Namun ada juga yang nyinyir hingga Risma didesak mundur.
Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo menyarankan Wali Kota Risma tak terlalu menganggap serius keriuhan di dunia maya. Kritik di media sosial bisa diambil sebagai masukan, namun tak perlu dimasukkan ke hati.
Baca juga: Netizen Debat Soal Risma Sujud di Depan IDI |
"Kalau harus sampai disuruh mundur kan memang ndak benar. Karena yang berhak memutuskan kan DPRD, bukan netizen, karena netizen kan macam-macam," kata Suko kepada wartawan di Surabaya, Kamis (2/7/2020).
Komentar warganet diharapkan tak mengganggu Wali Kota Risma, yang disebut Suko sebagai seorang pekerja keras. Sekali lagi, materi nyinyiran bisa dijadikan masukan, namun tak perlu mengganggu konsentrasi pekerjaan.