Banyak hal yang bisa dikerjakan selama pandemi Corona. Salah satunya seperti yang dilakukan 3 mahasiswa di Pasuruan ini, yakni berbisnis abon pepaya.
Bisnis yang dirintis Aan Tirta, Sofia dan Windy sejak 3 bulan lalu mulai berbuah hasil. Produk abon pepaya mereka dimintai orang sehingga banyak pesanan.
Aan mengatakan, usaha abon pepaya digeluti tanpa sengaja. Awalnya ia dan teman-temannya hanya ingin memanfaatkan waktu luang selama masa belajar di rumah. Mereka mencoba membuat abon pepaya karena kebetulan di lingkungan sekitar banyak pohon pepaya.
Dengan modal patungan, mereka mulai berkreasi. Beberapa kali mencoba, akhirnya menemukan komposisi yang pas kemudian dipromosikan.
Tidak diduga, produk mereka diminati banyak orang. Pesanan semakin banyak sehingga mereka mengajak beberapa warga untuk membantu.
"Selama pandemi kan kami banyak di rumah, banyak waktu luang. Kebetulan di desa ini banyak pohon pepaya. Ternyata banyak yang minat," kata Aan saat berbincang dengan detikcom, Senin (29/6/2020).
Sofia mengungkap, pembuatan abon pepaya sangat mudah. Buah pepaya dikupas kemudian diparut lalu dibersihkan dengan air garam untuk menghilangkan getah.
Parutan pepaya dibubuhi bumbu halus, tepung terigu dan garam secukupnya. Kemudian diaduk sampai merata.
"Setelah itu disaring dan digoreng," tutur Sofia.
![]() |
Abon pepaya dijual ke warga sekitar, teman dan secara online. Saat ini, mereka bisa menjual sekitar 300 bungkus dalam sehari. Abon seberat 200 gram dijual seharga Rp 8 ribu.
"Ada dua varian rasa, pedas dan gurih," terang Windy.
Dari bisnis abon pepaya, tiga mahasiswa ini mengaku bisa menabung. Mereka juga tidak meminta uang jajan ke orang tua.