Puluhan Calon Wali Murid Datangi Dispendik Jatim Tuntut Transparansi PPDB

Puluhan Calon Wali Murid Datangi Dispendik Jatim Tuntut Transparansi PPDB

Deny Prastyo Utomo - detikNews
Sabtu, 27 Jun 2020 16:39 WIB
Puluhan calon wali murid mendatangi Kantor Dinas Pendidikan (Dispendik) Jawa Timur. Mereka menuntut transparansi sistem PPDB untuk SMA/SMK di Surabaya.
Puluhan calon wali murid yang mendatangi Kantor Dinas Pendidikan (Dispendik) Jawa Timur/Foto: Deny Prastyo Utomo
Surabaya -

Puluhan calon wali murid mendatangi Kantor Dinas Pendidikan (Dispendik) Jawa Timur. Mereka menuntut transparansi sistem PPDB untuk SMA/SMK di Surabaya.

Pantauan detikcom, sejak pukul 13.20 WIB, puluhan calon wali murid mulai mendatangi kantor dispendik yang berada di Jalan Jagir, Wonokromo. Mereka ingin bertemu dengan perwakilan Dispendik Jawa Timur. Namun pagar tertutup karena libur. Sedangkan petugas Kepolisian yang berjaga mencoba mediasi dengan para calon wali murid.

Salah satu calon wali murid, Yunus mengatakan, kedatangan mereka untuk menyampaikan aspirasi terkait sistem PPDB untuk SMK dan SMK.


"Pertama adalah tahap pertama jalur prestasi, jalur afirmasi. Kalau tahun kemarin itu terbuka penerimaannya. Jadi kita tuh dari pagu ini berapa orang yang diterima termasuk jalur mitra warga. Tahun ini kita nggak tahu. Kita hanya yang tahu dia yang daftar di tahap satu diterima atau ditolak. Sudah memenuhi pagu apa belum kita nggak tahu. Kalau tahun kemarin ditempel di sekolah masing-masing kita bisa foto," kata Yunus kepada wartawan di depan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Sabtu (27/6/2020).

Yunus menambahkan, aspirasi yang kedua yakni terkait penilaian dalam jalur prestasi. Ia mencontohkan, jika ada calon murid yang meraih prestasi internasional melalui paduan suara, biasanya yang diterima dua orang, kali ini bisa lebih.

"Transparansi ini yang dituntut. Karena ada beberapa teman memiliki anak yang berprestasi lebih itu tidak diterima. Itu yang ditahap pertama. Sampai sekarang kita belum tahu apakah pagu ditahap pertama sudah terpenuhi apa belum. Dibuka saja transparansi ditahap pertama, kita jadi bisa tahu di SMA 1 dan seterusnya," imbuh Yunus.


Di PPDB SMA/SMK, yang juga dipermasalahkan calon wali murid yakni masalah Surat Keterangan Domisili (SKD).

"Tahap kedua adalah masalah SKD ini tadi. Memang tidak ada juklak(petunjuk pelaksana) yang jelas seperti yang di kota. Bahwa aturannya yang boleh domisili mereka yang tinggal di situ selama setahun boleh mengajukan domisili. Tapi kenyataannya banyak yang aneh. Karena kita punya tentang dari jalur zona keterima kita ko enggak. Terus anak-anak yang sekolah tahu temannya rumahnya di situ kok tiba-tiba dekat sekolah yang diterima ini yang membuat aneh. Ini kalau transparan terbuka enak, bisa lihat dati jalur mana," lanjut Yunus.

Persoalan yang sama disampaikan calon wali murid lainnya, Afif. Ia mempertanyakan terkait SKD yang diterapkan pada tahap kedua PPDB melalui jalur zonasi.


"Kenapa tahap kedua itu dimunculkan pada tahap dua zonasi. Dengan adanya SKD ini banyak orang ingin mencari sekolah yang dituju dengan menggunakan SKD ini. Padahal mereka tidak domisili sana. Akhirnya mengalahkan mereka yang memiliki hak ini tergeser semua dengan SKD, padahal jaraknya lebih dekat," ujar Afif.

"Intinya kalau memang zonasi diberlakukan SKD jangan dikeluarkan. Minggir dulu cari solusi yang lain tidak mengurangi hak yang zonasi," pungkas Afif.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.