Kemudian seorang warga Porong, Nina (54) mengaku kerap membeli jamur enoki setiap belanja ke pasar. Menurutnya, jamur itu kesukaan anaknya. Jadi setiap ke pasar ia membeli tiga pieces jamur enoki.
"Harganya murah, apalagi setelah jadi masakan dicampur dengan jamur lokal rasanya enak sekali. Saya tidak mengetahui kalau jamur itu ada penyakitnya, karena sudah membeli, tapi tidak saya masak," ujar Nina.
Sebelumnya diberitakan, BKP Kementan meminta pelaku usaha (importir) untuk menarik dan memusnahkan jamur enoki yang beredar di Indonesia. Jamur yang diimpor dari Korea Selatan itu terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes dan dapat menyebabkan penyakit listeriosis.
![]() |
Berdasarkan pernyataan resmi Kepala BKP Kementan Agung Hendriadi, penarikan dan pemusnahan ini dilakukan berdasarkan peringatan dari International Food Safety Authority Network (INFOSAN) yang merupakan jaringan otoritas keamanan pangan internasional di bawah FAO/WHO melalui Indonesia Rapid Alert System for Food and Feed (INRASFF) nomor IN.DS.2020.09.02 pada tanggal 15 April 2020 lalu.
Dalam peringatan tersebut, Indonesia mendapatkan kabar atas Kejadian Luar Biasa (KLB) pada Bulan Maret-April 2020 di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia yakni akibat dari mengkonsumsi jamur enoki asal Korsel yang tercemar bakteri Listeria monocytogenes.
Bakteri tersebut menyebabkan penyakit listeriosis yang mempunyai konsekuensi sakit hingga meninggal dunia, utamanya pada golongan rentan, balita, ibu hamil dan manula.
(sun/bdh)