Pemandangan menjijikkan terlihat nyata di sungai Desa Tambak Lekok. Sepanjang mata memandang, hanya sampah yan terlihat di sungai yang bermuara ke laut itu.
Sampah yang mencemari sungai bermacam-macam seperti plastik, kertas pembungkus makanan, kayu, popok, pakaian bekas hingga kotoran sapi. Perabotan rumah tangga seperti kasur, bantal hingga televisi juga dibuang ke sungai.
"Sampah di Tambak Lekok ini berasal dari 5 desa. Yakni Tambak Lekok, Branang, Tampung, Jatirejo dan Balonganyar. Warga kebingungan karena nggak ada tempat pembuangan sampah. Sudah jadi hal biasa buang sampah ke sungai," kata aktivis Karang Taruna Kecamatan Lekok, Nur Kholis, Selasa (23/6/2020).
Suyit, pemuda Desa Tambak Lekok mengatakan permasalahan sampah hanya bisa diatasi dengan langkah besar. Tidak cukup hanya dengan anjuran dan slogan.
"Kalau nggak ada gebrakan yang besar nggak akan bisa mengatasi masalah sampah. Kalau cuma diomongin 'jangan buang sampah' nggak akan bisa," kata Suyit.
Menurut Suyit, masalah sampah tidak akan bisa diatasi oleh pemerintah desa. Pemerintah daerah harus turun tangan.
"Nggak bisa kalau dari pemerintah desa. Harus dari kabupaten. Ini sudah parah, dari sana sampai sana (menunjuk sepanjang mata memandang ke sungai yang penuh sampah). Semuanya ke sini. Sering orang lewat pakai motor berhenti di jembatan buang sampah," ungkapnya.
Akibat dipenuhi sampah, sungai yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kehidupan berubah fungsi menjadi tempat pembuangan sampah. Sampah yang ada di sungai menuju pantai dan mencemari laut. (iwd/iwd)